Senin, 01 April 2013

Invertebrata dan Vertebrata (Biology)



Invertebrata

1. PORIFERA

A. Ciri-ciri Porifera

Kata Porifera berasal dari bahasa Latin, porus yang berarti lubang kecil atau pori dan ferre yang berarti mempunyai. Jadi, Porifera dapat diartikan hewan yang memiliki pori pada struktur tubuhnya.
Porifera merupakan hewan bersel banyak (metazoa) yang paling sederhana. Sebagian besar hewan ini hidup di laut dangkal, sampai kedalaman 3,5 meter, dan hanya satu suku (familia) yang hidup di habitat air tawar yaitu Spongilidae.

Porifera mempunyai bentuk tubuh menyerupai vas bunga atau piala dan melekat pada dasar perairan. Tubuhnya terdiri dari dua lapisan sel (diploblastik) dengan lapisan luar (epidermis) tersusun atas sel-sel berbentuk pipih, disebut pinakosit. Pada epidermis terdapat porus/lubang kecil disebut ostia yang dihubungkan oleh saluran ke rongga tubuh (spongocoel). Sedangkan lapisan dalam tersusun atas sel-sel berleher dan berflagel disebut koanosit yang berfungsi untuk mencernakan makanan.
Diantara epidermis dan koanosit terdapat lapisan tengah berupa bahan kental yang disebut mesoglea atau mesenkim. Di dalam mesoglea terdapat beberapa jenis sel, yaitu sel amubosit, sel skleroblas, sel arkheosit.
Sel amubosit atau amuboid yang berfungsi untuk mengambil makanan yang telah dicerna di dalam koanosit. Sel skleroblas berfungsi membentuk duri (spikula) atau spongin. Spikula terbuat dari kalsium karbonat atau silikat. Sedangkan spongin tersusun dari serabut-serabut spongin yang lunak, berongga seperti spon.
Sedangkan sel arkheosit berfungsi sebagai sel reproduktif, misalnya pembentuk tunas, pembentukan gamet, pembentukan bagian-bagian yang rusak dan regenerasi.
Makanan Porifera berupa partikel zat organik atau makhluk hidup kecil yang masuk bersama air melalui pori-pori tubuhnya. Makanan akan ditangkap oleh flagel pada koanosit. Selanjutnya makanan dicerna di dalam koanosit. Dengan demikian pencernaannya secara intraselluler. Setelah dicerna, zat makanan diedarkan oleh sel-sel amubosit ke sel-sel lainnya. Sedangkan zat sisa makanan dikeluarkan melalui oskulum bersama sirkulasi air.

Porifera berkembangbiak secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara aseksual dengan pembentukan tunas (budding). Tunas atau budding yang dihasilkan kemudian memisahkan diri dari induknya dan hidup sebagai individu baru, atau tetap menempel pada induknya sehingga menambah jumlah bagian-bagian dari kelompok Porifera. Sedangkan pembiakan secara seksual berlangsung dengan persatuan antara sel telur dan spermatozoid, dan menghasilkan zigot yang selanjutnya berkembang menjadi larva berflagel. Larva tersebut dapat berenang dan keluar melalui oskulum. Bila menemukan tempat yang sesuai, larva akan menempel kemudian tumbuh menjadi Porifera baru.
Untuk mengenal lebih jauh tentang Porifera, cobalah berwisata ke pantai. Perhatikan hewan-hewan kecil yang melekat pada dasar perairan. Bila bentuk tubuhnya seperti vas bunga/piala, pasti hewan tersebut adalah Porifera. Profera hidup secara heterotrof, menempel di dasar laut dengan kedalaman 5 km. Adapula yang hidup di air tawar, misalnya Haliciona.

B. Tipe Tubuh Porifera

Berdasarkan sistem saluran air yang terdapat pada Porifera, hewan ini dibedakan atas tiga tipe tubuh, yaitu tipa Ascon, tipe Sycon dan tipe Rhagon. Ikuti uraian berikut ini!
1. Tipe Ascon

Tipe Ascon merupakan tipe Porifera yang mempunyai sistem saluran air sederhana. Air masuk melalui pori yang pendek, lurus ke spongocoel (rongga tubuh) lalu keluar melalui oskulum. Contoh tipe Ascon misalnya Leucoslenia.
2. Tipe Sycon

Tipe Sycon merupakan Porifera yang mempunyai dua tipe saluran air, tetapi hanya radialnya yang mempunyai koanosit. Air masuk melalui pori ke saluran radial yang berdinding koanosit spongocoel keluar melalui oskulum, misalnya Scypha.
3. Tipe Rhagon (Leucon)

Tipe Rhagon merupakan Porifera dengan tipe saluran air yang paling kompleks/rumit. Porifera ini mempunyai lapisan masoglea yang tebal dengan sistem saluran air bercabang-cabang. Koanosit dibatasi oleh suatu rongga yang bersilia berbentuk bulat. Air masuk melalui pori saluran radial yang bercabang-cabang keluar melalui oskulum. misalnya Euspongia dan Spongida.

C. Klasifikasi Porifera

Berdasarkan atas kerangka tubuh atau spikulanya, Porifera dibagi menjadi tiga kelas.

1. Kelas Calcarea

Kerangka tubuh kelas Calcarea berupa spikula seperti duri-duri kecil dari Kalsium Karbonat. Misalnya Scypa, Grantia, Leucosolenia.
2. Kelas Hexatinellida

Kerangka tubuh kelas Hexatinellida berupa spikula yang mengandung Silikat atau Kersik (SiO2). Bentuk tubuh umumnya berbentuk silinder atau corong. Misalnya Euplectella aspergilium.

3. Kelas Demospongia

Kerangka tubuh kelas Demospongia terbuat dari spongin saja, atau campuran spongin dan zat kersik. Misalnya Euspongia sp dan Spongilla sp.

D. Peranan Porifera

Secara ekonomis, Porifera tidak mempunyai arti penting. Hewan Demospongia yang hidup di laut dangkal dapat dimanfaatkan oleh manusia, misalnya spons untuk mandi dan pembersih kaca.


2. COELENTERATA

1.Bentuk Tubuh Coelentarata

Dalam siklus hidupnya pada umumnya Coelentarata mempunyai dua bentuk tubuh, yaitu Polip dan Medusa.

a. Polip

Polip adalah bentuk kehidupan Coelentarata yang menempel pada tempat hidupnya. Tubuh berbentuk silindris, bagian proximal melekat dan bagian distal mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel. Polip yang membentuk koloni memiliki beberapa macam bentuk (polimorfisme). Misalnya yang berbeda fungsinya yakni ada polip untuk pembiakan yang menghasilkan medusa (gonozoid) dan polip untuk makan yakni gastrozoid.



b. Medusa

Medusa adalah bentuk ubur-ubur seperti payung/parasut atau seperti lonceng yang dapat berenang bebas.

Setiap hewan Coelentarata mempunyai rongga gastrovaskuler. Rongga gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/penyekat dan belum mempunyai anus. Reproduksi atau perkembangbiakan dapat dilakukan secara aseksual dan seksual.

2.Klasifikasi Coelentarata

Filum Coelentarata dibagi menjadi 3 kelas yaitu kelas Hydrozoa, Scyphozoa dan Anthozoa.

A. Kelas Hydrozoa

Hydrozoa hidupnya ada yang soliter (terpisah) dan ada yang berkoloni (berkelompok). Hydrozoa yang soliter mempunyai bentuk polip, sedangkan yang berkoloni dengan bentuk polip dominan dan beberapa jenis membentuk medusa. Contoh Hydra dan Obellia.

1. Hydra

Bentuk tubuh Hydra seperti polip, hidup di air tawar. Ukuran tubuh Hydra antara 10 mm 30 mm. Makanannya berupa tumbuhan kecil dan Crustacea rendah. Bagian tubuh sebelah bawah tertutup membentuk kaki, gunanya untuk melekat pada obyek dan untuk bergerak. Pada ujung yang berlawanan terdapat mulut yang dikelilingi oleh hypostome dan di sekelilingnya terdapat 6 10 buah tentakel. Tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan. Selanjutnya makanan dicernakan di dalam rongga gastrovaskuler.

Perkembangan Hydra terjadi secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual terjadi melalui pembentukan tunas/budding, kira-kira pada bagian samping tengah dinding tubuh Hydra. Tunas telah memiliki epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas tersebut terus membesar dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya untuk menjadi individu baru.

Perkembangbiakan secara seksual terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula. Kemudian embrio ini akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di dasar perairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, inti kista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru.

2. Obelia

Obelia hidup berkoloni di laut dangkal sebagai polip di batu karang atau berenang di air sebagai medusa. Polip pada Obelia dibedakan menjadi 2 jenis polip pada cabang-cabang yang tegak, yaitu :

a.Hydrant

Hydrant, yaitu polip yang bertugas mengambil dan mencernakan makanan.

b.Gomamgium

Gonangium, yaitu polip yang bertugas melakukan perkembangbiakan aseksual, menghasilkan Obelia dalam bentuk medusa. Perkembangbiakan Obelia mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara keturunan seksual dengan keturunan aseksual.

Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan oleh gonangium. Pada gonangium terbentuk tunas, kemudian setelah matang tunas memisahkan diri dari induknya dan berkembang menjadi medusa muda yang dapat berenang bebas. Selanjutnya medusa muda berkembang menjadi medusa dewasa.

Perkembangbikan seksual terjadi pada medusa dewasa. Hewan Obelia mempunyai dua alat kelamin (hermaprodit). Medusa dewasa akan menghasilkan sel telur / ovum dan sperma. Pembuahan ovum oleh sperma terjadi di luar tubuh (eskternal) dan membentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi larva bersilia disebut planula. Pada tempat yang sesuai planula akan merekatkan diri menjadi polip muda, lalu polip dewasa., kemudian tumbuh menjadi hewan Obelia. Selanjutnya, Obelia memulai melakukan pembiakan aseksual dengan pembentukan tunas/budding, sehingga membentuk koloni Obelia yang baru.

B. Kelas Scypozoa (Skyphos = cawan; zoon = binatang)

Bentuk tubuh Scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering disebut ubur-ubur mangkuk. Contoh hewan kelas ini adalah Aurellia aurita, berupa medusa berukuran garis tengah 7 10 mm, dengan pinggiran berlekuk-lekuk 8 buah. Hewan ini banyak terdapat di sepanjang pantai.

Seperti Obelia, Aurellia juga mengalami pergiliran keturunan seksual dan aseksual. Aurellia memiliki alat kelamin yang terpisah pada individu jantan dan betina. Pembuahan ovum oleh sperma secara internal di dalam tubuh individu betina.

Hasil pembuahan adalah zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia disebut planula. Planula akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai. Setelah menempel, silia dilepaskan dan planula tumbuh menjadi polip muda disebut skifistoma. Skifistoma kemudian membentuk tunas-tunas lateral sehingga Aurellia tampak seperti tumpukan piring dan disebut strobilasi. Kuncup dewasa paling atas akan melepaskan diri dan menjadi medusa muda disebut Efira. Selanjutnya efira berkembang menjadi medusa dewasa. Daur hidup Aurellia dapat diamati di bawah ini.

C. Kelas Anthozoa

Anthozoa berasal darikata Anthos = bunga, zoon = binatang. Anthozoa berarti hewan yang bentuknya seperti bunga atau hewan bunga.

Anthozoa dalam daur hidupnya hanya mempunyai polip. Bila dibandingkan, polip Anthozoa berbeda dengan polip pada Hydrozoa.
 Persamaan dan perbedaan kedua macam polip tersebut ! Kelas Anthozoa meliputi Mawar Laut (Anemon Laut) dan Koral (Karang).

1.Mawar Laut (Anemon Laut)

Mawar laut menempel pada dasar perairan. Pada permukaan mulut Mawar Laut terdapat banyak tentakel berukuran pendek. Tentakel ini berfungsi untuk mencegah agar pasir dan kotoran lain tidak melekat sehingga Mawar Laut tetap bersih.

2.Koral (Karang)

Koral atau karang cara hidupnya berkoloni membentuk massa yang kaku dan kuat. Massa itu sebenarnya karang kapur yang dibentuk oleh generasi polip. Koral yang sudah mati, rangka kapurnya akan menjadi batu karang/terumbu. Ada tiga tipe batu karang, yaitu karang pantai, karang penghalang dan karang atol.

D. Peranan Coelentarata

Hewan ubur-ubur yang banyak di perairan Indonesia dapat dimanfaatkan untuk dibuat tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik / kecantikan. Di Jepang selain sebagai bahan kosmetik, ubur-ubur dimanfaatkan sebagai bahan makanan.

Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari aberasi air laut. Di samping itu, karang merupakan tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan.

3. PLATYHELMINTHES

A. Ciri-ciri Umum Platyhelminthes

Platyhelminthes memiliki tubuh pipih, lunak dan epidermis bersilia. Cacing pipih ini merupakan hewan tripoblastik yang tidak mempunyai rongga tubuh (acoelomata). Hidup biasanya di air tawar, air laut dan tanah lembab. Ada pula yang hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Cacing parasit ini mempunyai lapisan kutikula dan silia yang hilang setelah dewasa. Hewan ini mempunyai alat pengisap yang mungkin disertai dengan kait untuk menempel.

Cacing pipih belum mempunyai sistem peredaran darah dan sistem pernafasan. Sedangkan sistem pencernaannya tidak sempurna, tanpa anus. Contoh Platyhelmintes adalah Planaria. Planaria mempunyai sistem pencernaan yang terdiri dari mulut, faring, usus (intestine) yang bercabang 3 yakni satu cabang ke arah anterior dan 2 cabang lagi ke bagian samping tubuh. Percabangan ini berfungsi untuk peredaran bahan makanan dan memperluas bidang penguapan. Planaria tidak memiliki anus pada saluran pencernaan makanan sehingga buangan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut.
Sistem ekskresi pada cacing pipih terdiri atas dua saluran eksresi yang memanjang bermuara ke pori-pori yang letaknya berderet-deret pada bagian dorsal (punggung). Kedua saluran eksresi tersebut bercabang-cabang dan berakhir pada sel-sel api (flame cell). Perhatikan gambar sistem eksresi dan sel api Planaria di bawah ini.
Sistem saraf berupa tangga tali yang terdiri dari sepasang ganglion otak di bagian anterior tubuh. Kedua ganglia ini dihubungkan oleh serabut-serabut saraf melintang dan dari masing-masing ganglion membentuk tangga tali saraf yang memanjang ke arah posterior. Kedua tali saraf ini bercabang-cabang ke seluruh tubuh.

Reproduksi pada cacing pipih seperti Planaria dapat secara aseksual dan secara seksual. Reproduksi aseksual (vegetatif) dengan regenerasi yakni memutuskan bagian tubuh. Sedangkan reproduksi seksual (generatif) dengan peleburan dua sel kelamin pada hewan yang bersifat hemafrodit. Sistem reproduksi seksual pada Planaria terdiri atas sistem reproduksi betina meliputi ovum, saluran ovum, kelenjar kuning telur. Sedangkan reproduksi jantan terdiri atas testis, pori genital dan penis.

B. Penggolongan Platyhelminthes

Platyhelminthes (cacing pipih) dibedakan menjadi 3 kelas yaitu Turbellaria, Trematoda dan Cestroda. Berikut akan dijelaskan satu-persatu.

1. Kelas Turbellaria

Hewan dari kelas Turbellaria memiliki tubuh bentuk tongkat atau bentuk rabdit (Yunani : rabdit = tongkat). Hewan ini biasanya hidup di air tawar yang jernih, air laut atau tempat lembab dan jarang sebagai parasit. Tubuh memiliki dua mata dan tanpa alat hisap.
Hewan ini mempunyai kemampuan yang besar untuk beregenerasi dengan cara memotong tubuhnya seperti tampak pada gambar 5 di atas. Contoh Turbellaria antara lain Planaria dengan ukuran tubuh kira-kira 0,5 1,0 cm dan Bipalium yang mempunyai panjang tubuh sampai 60 cm dan hanya keluar di malam hari.
Permukaan tubuh Planaria bersilia dan kira-kira di tengah mulut terdapat proboscis (tenggorok yang dapat ditonjolkan keluar).

2. Kelas Trematoda

Hewan Trematoda memiliki tubuh yang diliputi kutikula dan tak bersilia. Pada ujung anterior terdapat mulut dengan alat penghisap yang dilengkapi kait. Tubuh dengan panjang lebih kurang 2,5 cm dan lebar 1cm serta simetris bilateral.

Trematoda termasuk hewan hemafrodit,dan sebagai parasit pada Vertebrata baik berupa ektoparasit (pada ikan) maupun sebagai endoparasit. Contoh hewan Trematoda adalah cacing hati atau Fasciola hepatica (parasit pada hati domba), Fasciola gigantica (parasit pada hati sapi) dan cacing hati parasit pada manusia (Chlonorchis sinensis) serta Schistosoma japonicum (cacingdarah).

C. Daur Hidup Beberapa Cacing Kelas Trematoda
Berikut ini akan diuraikan mengenai daur hidup beberapa jenis cacing yang termasuk kelas Termatoda.

Cacing dewasa bertelur di dalam saluran empedu dan kantong empedu sapi atau domba. Kemudian telur keluar ke alam bebas bersama feses domba. Bila mencapai tempat basah, telur ini akan menetas menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium. Mirasidium akan mati bila tidak masuk ke dalam tubuh siput air tawar (Lymnea auricularis-rubigranosa).

Di dalam tubuh siput ini, mirasidium tumbuh menjadi sporokista (menetap dalam tubuh siput selama + 2 minggu).

Sporokista akan menjadi larva berikutnya yang disebut Redia. Hal ini berlangsung secara partenogenesis.

Redia akan menuju jaringan tubuh siput dan berkembang menjadi larva berikutnya yang disebut serkaria yang mempunyai ekor. Dengan ekornya serkaria dapat menembus jaringan tubuh siput dan keluar berenang dalam air.

Di luar tubuh siput, larva dapat menempel pada rumput untuk beberapa lama. Serkaria melepaskan ekornya dan menjadi metaserkaria. Metaserkaria membungkus diri berupa kista yang dapat bertahan lama menempel pada rumput atau tumbuhan air sekitarnya. Perhatikan tahap perkembangan larva Fasciola hepatica.

Apabila rumput tersebut termakan oleh domba, maka kista dapat menembus dinding ususnya, kemudian masuk ke dalam hati, saluran empedu dan dewasa di sana untuk beberapa bulan. Cacing dewasa bertelur kembali dan siklus ini terulang lagi.

Dalam daur hidup cacing hati ini mempunyai dua macam tuan rumah yaitu:

1.Inang perantara yaitu siput air

2.Inang menetap,yaitu hewan bertulang belakang pemakan rumput seperti sapi dan domba.


a.Daur hidup Chlonorchis sinensis

Daur hidup Chlonorchis sinensis sama seperti Fasciola hepatica, hanya saja serkaria pada cacing ini masuk ke dalam daging ikan air tawar yang berperan sebagai inang sementara. Struktur tubuh Chlonorchis sinensis sama seperti tubuh pada Fasciola hepatica hanya berbeda pada cabang usus lateral yang tidak beranting.

b.Daur hidup Schistosoma japonicum (cacing darah)

Cacing darah ini parasit pada manusia, babi, biri-biri, kucing dan binatang pengerat lainnya.
Cacing dewasa dapat hidup dalam pembuluh balik (vena) perut.
Tubuh cacing jantan lebih lebar dan dapat menggulung sehingga menutupi tubuh betina yang lebih ramping.
Cacing jantan panjangnya 9 22 mm, sedangkan panjang cacing betina adalah 14 26 cm.

Selanjutnya diuraikan tentang daur hidup Schistosoma japonicum.

Cacing darah bertelur pada pembuluh balik (vena) manusia kemudian menuju ke poros usus (rektum) dan ke kantong air seni (vesica urinaria), lalu telur keluar bersama tinja dan urine.
Telur akan berkembang menjadi mirasidium dan masuk ke dalam tubuh siput. Kemudian dalam tubuh siput akan berkembang menjadi serkaria yang berekor bercabang. Serkaria dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman atau menembus kulit dan dapat menimbulkan penyakit Schistomiasis (banyak terdapat di Afrika dan Asia). Penyakit ini menyebabkan kerusakan dan kelainan fungsi pada hati, jantung, limpa, kantong urine dan ginjal.


3. Kelas Cestoda (Cacing Pita)

Ciri-ciri

Cacing pita (Cestoda) memiliki tubuh bentuk pipih, panjang antara 2 3m dan terdiri dari bagian kepala (skoleks) dan tubuh (strobila). Kepala (skoleks) dilengkapi dengan lebih dari dua alat pengisap. Sedangkan setiap segmen yang menyusun strobila mengandung alat perkembangbiakan. Makin ke posterior segmen makin melebar dan setiap segmen (proglotid) merupakan satu individu dan bersifat hermafrodit.

Cacing ini biasanya hidup sebagai parasit dalam usus vertebrata dan tanpa alat pencernaan. Sistem eksresi terdiri dari saluran pengeluaran yang berakhir dengan sel api. Sistem saraf sama seperti Planaria dan cacing hati, tetapi kurang berkembang.

Contoh Cestoda yaitu:

a) Taenia saginata (dalam usus manusia)
b) Taenia solium (dalam usus manusia)
c) Choanotaenia infudibulum (dalam usus ayam)
d) Echinococcus granulosus (dalam usus anjing)
e) Dipylidium latum (menyerang manusia melalui inang protozoa)

Selanjutnya akan diuraikan beberapa dari cacing parasit tersebut, antara lain:

a. Taenia saginata

Cacing ini parasit dalam usus halus manusia. Perbedaannya dengan Taenia solium hanya terletak pada alat pengisap dan inang perantaranya. Taenia saginata pada skoleksnya terdapat alat pengisap tanpa kait dan inang perantaranya adalah sapi. Sedangkan Taenia solium memiliki alat pengisap dengan kait pada skoleksnya dan inang perantaranya adalah babi.


Daur hidup Taenia saginata

Dalam usus manusia terdapat proglotid yang sudah masak yakni yang mengandung sel telur yang telah dibuahi (embrio). Telur yang berisi embrio ini keluar bersama feses. Bila telur ini termakan sapi, dan sampai pada usus akan tumbuh dan berkembang menjadi larva onkoster. Larva onkoster menembus usus dan masuk ke dalam pembuluh darah atau pembuluh limpa, kemudian sampai ke otot lurik dan membentuk kista yang disebut Cysticercus bovis (larva cacing). Kista akan membesar dan membentuk gelembung yang disebut Cysticercus (sistiserkus). Manusia akan tertular cacing ini apabila memakan daging sapi mentah atau setengah matang.
Dinding Cysticercus akan dicerna di lambung sedangkan larva dengan skoleks menempel pada usus manusia. Kemudian larva akan tumbuh membentuk proglotid yang dapat menghasilkan telur. Bila proglotid masak akan keluar bersama feses, kemudian termakan oleh sapi. Selanjutnya telur yang berisi embrio tadi dalam usus sapi akan menetas menjadi larva onkoster. Setelah itu larva akan tumbuh dan berkembang mengikuti siklus hidup seperti di atas.

b. Taenia solium

Daur hidup Taenia solium sama dengan daur hidup Taenia saginata, hanya saja inang perantaranya adalah babi. Sedangkan kista yang sampai di otot lurik babi disebut Cysticercus sellulose.

c. Coanotaenia infudibulum

Cacing pita lainnya adalah Coanotaenia infudibulum yang parasit pada usus ayam tetapi inang perantaranya adalah Arthropoda antara lain kumbang atau tungau.

D. Peranan Platyhelminthes bagi Kehidupan Manusia


Pada umumnya Platyhelminthes merugikan, sebab parasit pada manusia maupun hewan, kecuali Planaria. Planaria dapat dimanfaatkan untuk makanan ikan. Agar terhindar dari infeksi cacing parasit (cacing pita) sebaiknya dilakukan beberapa cara, antara lain
-memutuskan daur hidupnya,
-menghindari infeksi dari larva cacing,
-tidak membuang tinja sembarangan (sesuai dengan syarat-syarat hidup sehat),dan
-tidak memakan daging mentah atau setengah matang (masak daging sampai matang).

4. NEMATHELMINTES

A. Ciri-ciri Nemathelminthes

Nemathelminthes berasal dari kata Nemathos = benang; Helminthes = cacing. Jadi pengertian Nemathelminthes adalah cacing yang berbentuk benang atau gilig.

Hewan yang tergolong Nemathelminthes mempunyai ciri-ciri:

Tubuh berbentuk gilig atau seperti batang dan tidak bersegmen, mempunyai selom semu (pseudoselomata), tripoblastik. Permukaan tubuh dilapisi kutikula sehingga tampak mengkilat.
Saluran pencernaan sempurna mulai dari mulut sampai anus. Beberapa jenis diantaranya memiliki kait.
Sistem respirasi melalui permukaan tubuh secara difusi.
Saluran peredaran darah tidak ada, tetapi cacing ini mempunyai cairan yang fungsinya menyerupai darah.

Sistem reproduksi :
Alat kelamin terpisah, cacing betina lebih besar dari cacing jantan dan yang jantan mempunyai ujung berkait (gambar 24). Gonad berhubungan dengan saluran alat kelamin, dan telur dilapisi oleh kulit yang terbuat dari kitin. Hewan ini tidak berkembangbiak secara aseksual.

Habitat
Sebagian besar hewan ini hidup bebas dalam air dan tanah, tetapi ada juga sebagai parasit dalam tanah, yakni merusak tanaman atau dalam saluran pencernaan Vertebrata.

B. Contoh Hewan Nemathelminthes

1. Ascaris lumbricoides (cacing gelang)

2.Necator americanus dan Ancylostoma duodenale (cacing tambang)

3. Enterobius atau Oxyuris vermicularis (cacing kremi)

4. Filaria atau Wucheria bancrofti (penyebab kaki gajah)

Contoh-contoh Nemathelminthes.

1. Ascaris lumbricoides (cacing gelang/cacing perut)

Siklus hidup

Cacing dewasa hidup dalam usus halus manusia.
Telur yang mengandung embrio keluar bersama feses.

Telur dapat termakan oleh manusia melalui makanan yang terkontaminasi dan menetas di usus. Kemudian larva menembus dinding usus, masuk dalam peredaran darah menuju paru-paru. Dari paru-paru, larva keluar dan sampai ke faring. Bila tertelan akan masuk ke usus halus dan berkembang biak sampai dewasa di sana. Infeksi cacing ini dengan cara pasif. Cacing ini akan menghisap makanan di usus manusia.

Setelah Anda mempelajari siklus hidup cacing Ascaris ini, cobalah diskusikan dengan kelompok belajar Anda, mengapa anak-anak lebih banyak terserang dan tertular oleh cacing itu. Kaitkanlah dengan kesehatan dan kebersihan lingkungan serta sifat-sifat dari telur Ascaris itu sendiri.

2.Necator americanus dan Ancylostoma duodenale (cacing tambang)

Cacing tambang ada dua macam yaitu:

Ancylostoma duodenale (terdapat di daerah tropika Asia dan Afrika)
Necator americanus (terdapat di daerah tropika Amerika)

Ciri dan sifat cacing tambang:

Cacing ini parasit dalam usus manusia. Tubuh berukuran + 1 1,5 cm dengan mulut yang mempunyai kait berupa gigi dari kitin yang dapat melekat dan melukai dinding usus inangnya. Cacing ini menghisap darah inang, sehingga inang akan mengalami anemia (kekurangan darah). Penyakit karena cacing tambang ini dikenal dengan Ankylostomiasis.

Daur hidup cacing tambang:

Telur keluar bersama feses dari dalam usus manusia. Di tempat lembab dan becek, telur menetas menjadi larva yang disebut rhabditiform. Kemudian larva ini berubah menjadi filariform yang dapat menembus kulit kaki dan masuk ke dalam tubuh manusia mengikuti aliran darah, menuju jantung, paru-paru, faring, tenggorok, kemudian tertelan dan masuk ke dalam usus. Peristiwa ini disebut infeksi aktif. Di dalam usus, larva menjadi cacing dewasa yang siap menghisap darah kembali.
Selain dengan cara infeksi aktif, dapat pula terjadi infeksi pasif yaitu bila kista (larva berdinding tebal) tertelan bersama makanan. Perhatikan bagan daur hidup cacing tambang berikut ini!

Daur hidup cacing tambang

Setelah Anda mempelajari daur hidup cacing ini, cobalah diskusikan dengan kelompok belajarmu. Mengapa cacing ini dikenal dengan cacing tambang? Mengapa pula cacing menyebabkan anemia?

5. ANELIDA

A. Ciri-ciri Umum Annelida

Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Alat eksresi disebut nephridium. Alat pencernaan makanan sempurna mulai dari mulut, saluran pencernaan dan anus. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di ujung belakang. Respirasi dengan menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi.

Sistem peredaran darah tertutup. Hewan ini bersifat hermafrodit dan memiliki klitelum sebagai alat kopulasi. Tempat hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat parasit (merugikan karena menempel pada inangnya).

B. Klasifikasi

Annelida terbagi atas 3 kelas yaitu:

1. Polychaeta
2. Olygochaeta
3. Hirudinea

a. Polychaeta (cacing berambut banyak)

Ciri-ciri:

Polychaeta hidup dalam pasir atau menggali batu-batuan di daerah pasang surut air laut. Tubuh memanjang dan mempunyai segmen. Setiap segmen mempunyai parapodia dan setiap parapodia memiliki setae, kecuali pada segmen terakhir.
Contoh cacing ini adalah :

1) Eunice viridis (cacing wawo)
2) Lysidice oele (cacing palolo)
3) Nereis virens (kelabang laut)

b. Olygochaeta (cacing berambut sedikit)

Ciri-ciri:
Sebagian besar hidup di air tawar atau di darat.
Hermafrodit, tidak mempunyai parapodia dan terdapat beberapa setae pada pada setiap ruas

Contoh:
Pheretima posthurna (cacing tanah Asia)
Lumbricus terrestris (cacing tanah Eropa dan Amerika)
Perichaeta (cacing hutan)
Tubifex (cacing air)

Lumbricus terrestris

Lumbricus terrestris dikenal dengan cacing tanah,dan ciri-cirinya sebagai berikut

Tubuh dengan segmen yang jelas, berjumlah 15 200 buah
Alat eksresi berupa sepasang nefridia pada setiap segmen dan disebut metanefridia.
Pada setiap segmen terdapat setae kecuali pada segmen pertama dan terakhir.
Hewan ini hermafrodit, tetapi pembuahan sendiri tidak akan terjadi melainkan pembuahan silang yakni pada waktu dua hewan mengadakan kopulasi.

Pada segmen ke 32 sampai segmen ke 37 terdapat klitelum sebagai alat kopulasi.
Bernafas dengan menggunakan seluruh permukaan tubuh yang lembab.
Darah terdiri dari plasma darah, mengandung haemoglobin hingga berwarna merah, sedangkan butir-butir darahnya tidak berwarna.
Sistem saraf merupakan sistem saraf tangga tali.
Sistem pencernaan makanan sempurna, yaitu mulai dari mulut, faring, atau esofagus, tembolok, lambung, usus dan anus.

a) Struktur tubuh cacing tanah (Lumbricus terestris)
b) potongan melintang tubuh, dan
c) bagian sistem pencernaan didekat kepala

c. Hirudinea

Ciri-ciri Hirudinea:

Banyak terdapat di air tawar, air laut atau di darat.
Tubuh tidak memiliki parapodia atau setae dan memiliki alat penghisap pada bagian anterior dan posterior.
Pada hewan hermafrodit, lubang genetalia jantan terletak di muka lubang genetalia betina.
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, anus. Anus terletak pada bagian dorsal.
Peredaran darah tertutup dan pernafasan berlangsung melalui kulit.
Pengeluaran (eksresi) melalui nefridium yang terdapat pada setiap segmen.
Hewan ini mempunyai kelenjar ludah yang menghasilkan sekret yang mengandung bahan anti koagulasi (mencegah penggumpalan darah).

6. MOLLUSCA

   Tubuh lunak, tidak beruas-ruas, simetri bilateral, memiliki lapisan mantel yang berfungsi memproduksi zat kapur sebagai bahan cangkang, memiliki cangkang atau tidak. Cangkang terbuat dari zat kapur, terletak diluar tubuh, ada juga yang didalam tubuh.

Molusca terdiri 5 kelas, yaitu :

Amphieura

   Tubuh pipih, tidak ditemukan bagian kepala , memiliki punggung yang dilindungi cangkang.

Contoh : Chiton, Chaetopleura apiculata, Neomenia carimata

Gastropoda

   Bergerak menggunakan perut,tubuh memiliki cangkang yang melintir, kepala dibagian depan, pada bagian kepala terdapat tentakel panjang yang terdapat bintik mata dan tentakel pendek berfungsi sebagai indera pembau dan peraba. Hidup di darat, air tawar, air laut. Bersifat hermafrodit, perkawinan silang. Pembuahan terjadi ditubuh betina.

 Contoh : Achatina fulica (bekicot), Lymnea (siput sawah), Melania (sumpil)

Scaphopoda

   Memiliki cangkok berbentuk silinder, kedua ujung terbuka, kaki muncul dari ujung cangkang yang berfungsi untuk menggali pasir. Hidup dilaut, terpendam dipasir atau lumpur.
Contoh : Dentalium vulgare


Bivalvia

   Disebut juga Pelecypoda, hewan ini memiliki dua cangkang yang setangkup. Kedua cangkang diikat oleh jaringan ikat yang berfungsi sebagai engsel. Cangkang tersusun atas :

1. Periostrakum : lapisan terluar, tipis, terdiri zat tanduk
2. Prismatik : lapisan tengah, tersusun CaCo3 ¬
3. Nakreas : lapisan terdalam, mengkilap, merupakan lapisan mutiara.

Contoh :

1. Ostrea ( tiram )
2. Panope generosa ( kerang raksasa )
3. Meleagrina ( kerang mutiara
4. Corbicula ( remis )
5. Anodonta ( kijing )

Cephalopoda

   Cephalopoda menggunakan kepala sebagai alat gerak, memiliki tentakel pada kepala, terdapat sepasang mata yang tidak berkelopak. Didekat kepala terdapat corong (sifon) yang dapat menyemprotkan air. Pada bagian perut terdapat kantung tinta.
Cephalophoda terdiri dari 2 ordo, yaitu :

1. Tetrabranchiata, contoh : Nautilus
2. Dibranchiata, contoh : Loligo (cumi-cumi), Sepia (ikan sotong), Octopus (gurita)

Manfaat Mollusca

1. Menghasilkan daging sebagai sumber protein.
2. Penghasil mutiara
3. Untuk hiasan

7. ARTHROPODA

   Tubuh bersegmen, alat gerak bersegmen, rangka luar berupa kutikula. Hidup didarat, air tawar, air laut, pohon -pohon, menempel pada hewan piaraan. Arthropoda terdiri dari 4 kelas, yaitu :

1.      Crustacea (Kelas Udang).

   Hidup diair, tubuh terdiri dari kepala-dada (Cephalothorax), badan belakang ( Abdomen).

Contoh :

a. Neptunus pelagicus (rajungan)
b. Portunus sexdentalus (kepiting)
c. Penaeus (udang windu)
d. Cambarus virilis (udang air tawar)

2. Arachnoidea

   Ditemukan didalam atau dipermukaan tanah, tubuh terdiri kepala-dada, abdomen. Antara cephalothorax dan abdomen terdapat pedisel (bagian menyempit).

Contoh :

a. Thelyphonus condutus (kalajengking)
b. Araneus (laba-laba)
c. Dermacentor (tungau)
d. Sarcoptes scabies (caplak)

3. Myriapoda

   Hewan berkaki banyak, tubuh beruas ruas, terdiri dari kepala (caput), perut (abdomen), tidak memiliki dada, ditemukan didalam atau permukaan tanah.

Contoh : Julus terristris (Keluwing), Scolopendra sp.(Lipan).

4. Insecta / Hexapoda

   Tubuh terdiri atas kepala (caput), dada (thorax), perut (abdomen). Hidup bebas dialam, hidup parasit, dapat beradaptasi dengan segala kondisi.



Klasifiksi Insecta / Hexapoda :

Apterygota

   Serangga tidak bersayap, tidak bermetamorfosis, kepala, dada, perut tidak jelas perbedaannya, mulut menggigit. Contoh : Lepisma (kutu buku)

Pterygota

Serangga bersayap, terdiri dari beberapa ordo antara lain :

1. Odonata contoh : Capung
2. Orthoptera contoh : Stagmomantis (belalanng sembah)
3. Isoptera/Archiptera contoh: Helmithermes sp.(rayap).
4. Hemiptera contoh : Cimex (kutu busuk), Leptocorisa acuta (walang sangit)

5. Homoptera contoh : Pediculus capitis (kutu kepala)
6. Coleoptera contoh : Dysticus marginalis (kepik air)
7. Lepidoptera contoh : Attacus atlas (Kupu Gajah)
8. Diptera contoh : Musca domestika (lalat rumah), Culex sp.
9. Shiponoptera contoh : Clenocephalus felis (kutu kucinng)
10. Hymenoptera contoh : Apis cerana (lebah madu), Xylocopa sp.

Peran Serangga bagi Manusia :

a. Yang Menguntungkan

1. Lebah madu menghasilkan madu.
2. Ulat sutera, penghasil benang sutera
3. Membantu penyerbuka
4. Pengendali populasi hama secara biologis (serangga predator).
5. Membantu mengurai sampah

b. Yang Merugikan

1. Larva Lepidoptera merusak daun tanaman.
2. Nyamuk dan lalat penular penyakit
3. Walang sangit merusak padi
4. Wereng merusak padi

8. ECHINODERMATA

   Hewan yang memiliki kulit berduri, kulit keras terbuat dari zat kapur maupun kitin, tubuh simetri radial, memiliki lima lengan, mulut dibawah dan anus diatas, hidup dilaut dengan air yang jernih, dan tidak bergelombang.

1.      Klasifikasi Echinodermata

Echinodermata terdiri atas 5 kelas, yaitu :

a. Asteroidea

   Bentuk seperti bintang, organ organ bercabang kelima lengan, warna hitam, biru kecoklatan, merah jingga. Banyak dijumpai dipantai.

 Contoh : Astropecten irregularis, Crossaster supposus, Culcita sp.

b. Ophiuroidea

   Lengan panjang menyerupai ular, sering disebut bintang ular laut, tidak memiliki anus. Warna kehitam hitaman, terdapat disela sela bebatuan.

 Contoh : Ophiolepsis sp. (Bintang Ular)

c. Crinoidea

   Mirip dengan tumbuhan, memiliki 5 lengan yang bercabang cabang, melekat pada bebatuan.

Contoh : Antedon, Ptilocrinus pinnatus (Lilia Laut)

d. Echinoidea

   Tubuh dipenuhi duri yang terbuat dari zat kapur, ada yang pendek dan ada yang panjang, bentuk bulat, tidak memiliki lengan.

 Contoh : Deadema saxatile (Landak Laut).

e. Holothuroidea

   Tubuh tidak berduri, kulit halus dan lunak, bentuk tubuh seperti ketimun, warna coklat, kehitaman dan putih, banyak dijumpai ditepi pantai.

 Contoh : Holothuria atra (Teripang Hitam)

2. Manfaat Echinodermata

1. Bintang laut untuk hiasan.
2. Teripang untuk bahan kerupuk.
3. Sebagai pembersih pantai

Vertebrata

Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki tulang belakang.Dalam sistem klasifikasi, vertebrata merupakan subfilum dari filum Chordata.
Chordata meliputi hewan-hewan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
> Memiliki notokord, yaitu kerangka berbentuk batangan keras tetapi lentur.Notokord terletak di antara saluran pencernaan dan tali saraf, memanjang sepanjang tubuh membentuk sumbu kerangka.
> Memiliki tali saraf tunggal, berlubang terletak dorsal terhadap notokord, dan memiliki ujung anterior yang membesar berupa otak.
> Memiliki ekor yang memanjang ke arah posterior terhadap anus.
> Memiliki celah faring

Filum Chordata terdiri dari tiga subfilum, yaitu Urochordata, Cephalochordata, dan vertebrata.Urochordata dan Cephalochordata tergolong invertebrata.Berikut bagan dari subfilum Chordata.

Ciri tubuh
Ciri tubuh meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.

Ukuran dan bentuk tubuh
Semua hewan yang tergolong vertebrata memiliki rangkaian tulang kecil (vertebra) yang memanjang pada bagian dorsal dari kepala hingga ekor.Rangkaian vertebra yang disebut tulang punggung ini membentuk sumbu kerangka menggantikan notokord.Tulang punggung berfungsi sebagai penyokong tubuh serta melindungi tali saraf.Selain adanya tulang punggung, kesamaan ciri lain pada vertebrata adalah :
- Tubuh terdiri atas kepala, badan, dua pasang anggota badan, dan ekor pada sebagian vertebrata.
- Kulit tersusun atas dua bagian yaitu epidermis dan dermis dan menghasilkan rambut, sisik, bulu, kelenjar atau horn
- Endoskeleton tersusun dari tulang atau tulang rawan
- Faring bercelah, yang merupakan tempat insang pada ikan namun pada hewan darat hanya terdapat pada tingkat embrio
- Otot melekat pada endoskeleton untuk bergerak
- Sistem pencernaan memiliki kelenjar pencernaan, hati, dan pankreas
- Jantung beruang 2 hingga 4
- Darah menandung sel darah putih dan sel darah merah berhemoglobin
- Rongga tubuh mengandung sistem viseral
- Ginjal sepasang dengan saluran untuk mengeluarkan zat sisa
- Gonad sepasang pada betina dan jantan

Habitat
Vertebrata hidup diberbagai habitat baik darat dan laut.

Klasifikasi
Vertebrata dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan ada dan tidak adanya rahang.Vertebrata dengan mulut tidak berahang dikelompokkan dalam superkelas Agnatha, sedangkan yang memiliki rahang termasuk dalam superkelas Gnathostomata.

Superkelas Agnatha
Hewan yang tergolong agnatha berbadan panjang dan ramping seperti belut serta tidak memiliki rahang.Contoh di kelas ini adalah Cephalospidomorphi (lamprey) dan Kelas Mycini (hagfish).
Lamprey hidup diperairan tawar dan laut.Hewan ini mengambil makanan dengan cara mengaitkan mulutnya yang bergigi ke sisi tubuh ikan dan menghisap darahnya.Larvanya memakan partikel di air.Larva lamprey hidup di perairan tawar.
Hagfish hanya hidup di air laut.Hewan ini tidak memiliki tahapan larva.Mulut hagfish tidak bergigi, namun memiliki tentakel peraba.
Makanannya adalah ikan mati yang kemudian di hisap darahnya dan cacing laut.

Superkelas Gnathostomata
Hewan ini memiliki rahang bersendi yang dapat digerakkan ke atas dan ke bawah.Hewan ini di golongkan  menjadi enam kelas yaitu :

Kelas Chonrichthyes
Hewan yang tergolong kelas ini memiliki kerangka yang tersusun dari tulang rawan.Pada sebagian besar kelompok ikan ini, beberapa bagian kerangka diperkuat oleh butiran berkalsium.Ciri khas lainnya pada Chonrichthyes adalah :
- mulut yang berahang kuat terletak di bagian bawah tubuh
- celah insang berjumlah lima, meskipun ada yang berjumlah tiga, enam, atau tujuh celah insang
- kulit ulet dan kasar bergigi karena adanya sisik gelakoid
- adanya sepasang pendekep (klasper) pada hewan jantan yang berfungsi untuk menyalurkan sperma ke kloaka betina
- usus pendek dan lebar berisi membran ulir untuk menyerap makanan lebih lama
- hati berukuran sangat besar untuk membantu pencernaan makanan
- fertilisasi terjadi secara internal
- bersifat ovipar, yaitu mengeluarkan telur hasil fertilisasi, atau ovovivipar yaitu membawa telur hasil fertilisasi di dalam saluran telur selama perkembangannya hingga menetas
Ikan bertulang rawan sebagian besar hidup di laut.Hewan yang bertulang rawan di antaranya termasuk hiu, ikan pari, dan chimaera.
Hiu bertubuh langsing.Bagian atas sirip ekornya lebih panjang daripada bagian bawah.Hiu tidak memiliki kantung udara.Ikan pari berbadan pipih atas bawah.Tubuh pipihnya berperan untuk menyembunyikan diri di dasar perairan dan untuk menggali pasir guna mencari makanan berupa hewan lunak dan udang-udangan.Beberapa jenis ikan pari memiliki duri pada ekornya yang seperti pecut dan berfungsi untuk melindungi dari serangan musuh.Jenis lainnya juga ada yang memiliki sengatan listrik.

Kelas Osteichthyes
Kelompok Osteichthyes ini memiliki kerangka yang tersusun dari tulang keras yang mengandung matriks kalsium fosfat.
Ciri-ciri lainya adalah :
- mulut terdapat di bagian depan tubuh
- celah insang satu di masing-masing sisi kepala
- sirip ekor memiliki panjang yang sama pada bagian atas dan bawah
- kulit licin karena sekresi mukus oleh kelenjar pada kulit
- adanya gelembung renang sehingga tidak tenggelam saat tidak bergerak
- sistem gurat sisi terdapat pada sisi tubuh
- usus panjang dan ramping menggulung
- fertilisasi terjadi di luar
- mengeluarkan telurnya atau bersifat ovipar

ikan-gurami

Kelompok ikan ini hidup di laut dan dihampir setiap habitat air tawar.Osteichthyes mencakup subkelas Actinopterygii (yunani, aktin = berkas, pteryg = sirip) dan subkelas Sarcopterygii (Yunani, sarkodes = berdaging).Actinopterygii memiliki sirip yang ditunjang oleh duri panjang yang lentur sehingga disebut kelompok ikan bersirip duri.Contoh ikan bersirip duri adalah ikan mas (cyprinus carpio), ikan cupang (Betta splendens), ikan gurami (Osphronemus gouramy), ikan badut (Premnas biaculeatus), ikan kakap merah (Lutjanus bitaeniatus), dan ikan louhan (Cichlasoma sp.).
Sarcopterygii memiliki sirip dada dan sirip pelvis yang berotot.Sirip ini digunakan untuk berjalan d dasar perairan atau darat.Ikan yang termasuk kelompok ini adalah ikan bersirip lobus dan ikan paru-paru (lungfish).Contoh ikan bersirip lobus adalah coelancanth dengan nama spesies Latimeria chalumnae.Ikan paru-paru hidup di rawa dan kolam.Ikan paru-paru akan naik kepermukaan untuk bernapas. JIka perairan mengering saat musim kemarau, ikan paru-paru bersarang dalam lumpur.

Kelas Amphibia

katak hijau

Kelas Amphibia umumnya hidup di dua tempat, yaitu darat dan air selama metamorfosisnya.
Sebagian besar Amphibia memiliki ciri-ciri khusus lainnya, yaitu :
- berkulit licin tidak bersisik
- menggunakan energi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm
- fertilisasi secara eksternal di air tau tempat lembab
- menghasilkan telur (bersifat ovipar) yang tidak bercangkang

Tidak semua jenis Amphibia hidup di dua tempat kehidupan.Beberapa jenis katak, salamander, dan caecilian ada yang hanya hidup di air dan ada yang hanya di darat.Namun habitatnya secara keseluruhan dekat dengan air dan tempat yang lembap seperti rawa dan hutan hujan tropis.Amphibia terdiri dari tiga ordo, yaitu Anura, Urodela, dan Apoda.



Anura
Anura memiliki ciri tidak berekor saat dewasa.Kaki belakangnya yang lebih panjang daripada kaki depan digunakan untuk melompat.
Lidahnya besar, lengket, dan dapat dijulurkan untuk menangkap mangsanya.Bagi yang jantan memiliki kantong udara di kerongkongannya yang dapat mengeluarkan suara untuk menarik betina saat musim kawin.Contoh hewan ini adalah katak hijau (Rana signata), katak pohon (Rachoporus sp.) dan kodok atau bangkong (bufo sp.)

Urodela
Urodela merupakan kelompok amphibia yang memiliki ekor saat larva, muda dan dewasa.Tubuhnya berbentuk silinder memanjang serta memiliki kaki depat yang sama ukurannya dengan kaki belakang.Beberapa jenis ini hidup di air dan ada yang di darat.Hewan yang tegolong kelompok ini adalah salamander.

Apoda
Apoda yang disebut juga sesilian merupakan amphibia tak berkaki.Bentuk tubuhnya seperti cacing tanah atau belut.Larva sesilian sangat menyerupai sesilian dewasa.Sesilian hidup terutama bersarang dalam lubang di tanah.

Kelas reptilia

buaya

Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat dari zat tanduk (keratin).Sisik berfungsi mencegah kekeringan.Ciri lain yang dimiliki oleh sebagian besar reptil adalah :
- anggota tubuh berjari lima
- bernapas dengan paru-paru
- jantung beruang tiga tau empat
- menggunakan energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm
- fertilisasi secara internal
- menghasilkan telur sehingga tergolong ovipar dengan telur amniotik bercangkang

Reptil hidup hidup di air dan darat.Reptilia mencakup tiga ordo besar yaitu Chelonia atau Testudines, Squamata atau Lepidosauria, dan Crocodilia.Chelonia adalah reptilia yang memiliki cangkang.Cangkang bagian atas disebut karapaks, sedangkan bagian bawahnya disebut plastron.Cangkang merupakan bagian dari tulang belakang dan modifikasi tulang rusuk yang berfungsi sebagai pelindung dari pemangsanya.Chelonia yang hidup di laut adalah penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea) yang memiliki kaki berbentuk dayung untuk berenang.Cangkang chelonia lebih tipis dibandingkan Chelonia darat.Contoh chelonia darat adalah kura-kura paua (Chelodina novaeguineae).Chelonia termasuk hewan berumur panjang hingga mencapai 200 tahun.
Squamata adalah reptilia yang umumnya memiliki kulit bersisik.Reptil yang termasuk golongan ini adalah kadal dan ular.Kadal memiliki sisik yang licin dan berbentuk membulat.tubuhnya kebanyakan berkaki empat, bertubuh kecil, dan memiliki ekor.Contoh hewan kadal bertubuh kecil misalnya, kadal kebun (Mabuya multifasciata), cecak dinding (Cosymbotus paltyurus) dan bunglon kebun (Bronchocela jubata), hingga kadal yang bertubuh besar seperti biawak komodo (Varanus komodoensis).
Ular tidak memiliki kaki dan bertubuh panjang serta memiliki sisik.Tulang rahang ular bersambungan secara longgar sehingga memungkinkan menelan mangsa yang lebih daripada tubuhnya.Gigi di mulut ular memiliki fungsi untuk mengunyah, melainkan untuk memegang mangsanya agar tidak mudah lepas.Ular berbisa memiliki sepasang gigi berlubang dan tajam untuk menyuntikkan bisa ke mangsanya.Lidahnya dapat dijulurkan untuk mengipas bau ke arah organ penciumannya.Ular memiliki kepekaan terhadap getaran yang berperan untuk mencari mangsanya.Ular tertentu memiliki kepekaan terhadap suhu mangsanya.Sebagian jenis ulat bersifat ovovivipar, yaitu telur menetas di dalam tubuh induk.Contohnya adalah ular sendok (Naja sumatrana), ular kobra (Ophiophagus hannah), dan ular sanca (Phyton sp.).
Crocodilia memiliki sisik tebal dari keratin dan diperkuat dengan lempengan tulang ysng disebut skuta sebgai pelindung.Sisik rontok satu persatu tidak seperti ular.Buaya memiliki ekor tebal berotot.Kaki depannya berjari lima, sedangkan kaki belakang berjari emapat sebagian berselaput untuk berenang.Lubang hidung terletak di ujung moncongnya yang memungkinkan untuk bernapas saat di dalam air.jantungnya beruang empat namun memiliki pori di antara bilik kiri dan kanan.Contoh spesies buaya adalah buaya muara ( Crocodylus porosus ).

Kelas Aves

burung-pipit

Aves atau burung memiliki bulu yang terbuat dari keratin.Bulu yang membentuk sayap berperan untuk terbang.selain bulu, ciri-ciri lainnya pada burung adalah :
- berparuh dari bahan keratin
- tidak bergigi
- struktur tulang menyerupai sarang lebah sehingga kerangnya kuat namun ringan
- memiliki empedal untuk menghacurkan makanan
- lambung berotot besar
- bernapas dengan paru-paru
- jantung beruang empat
- memiliki kantung udara
- indera penglihatan sangat tajam
- fertilisasi terjadi secara internal
- bertelur sehingga tergolong hewan ovipar dengan ciri telur bercangkang dan kuning telur besar
- mengerami telurnya dan merawat anaknya

Aves hidup di darat.Kelompok ini dibedakan menjadi dua berdasarkan kemampuan terbangnya, yaitu karinata dan ratita.
Burung yang tergolong karinata memiliki taju dada (carina).Taju dada berfungsi menyokong otot dadanya yang besar.Otot dada memberikan kekuatan terbang.Pada pinguin contohnya pinguin gentoo (Pygoscelis papua), yang merupakan karinata yang tidak terbang, otot dadanya digunakan untuk berenang  di laut mencari makanan.Hampir 60% spesies burung karinata tercakup dalam ordo passeriformes atau burung bertengger.Brung bertengger memiliki jari kaki yang dapat mencengkeram dahan pohon.Contoh burung ini adalah burng layang-layang besar (Hirundapus giganteus), burung merpati (Columbia livia), burung pipit (Anthus sp.), burung dara, dan berbagai burung pengicau.Burung layang-layang adalah burung yang paling cepat terbangnya yakni terbangnya mencapai 170 km/jam. Ayam (gallus gallus domesticus) juga tergolong karinata. burung yang tergolong ratita tidak memiliki taju dada pada tulang dadanya.Otot dadanya juga tidak sebesar burung karinata.Burung unta (Struthio camelus), kiwi (Apteryx australis), dan emu (Dromaius novaehollandiae) adalah contoh burung ratita.

Kelas mammalia

kangguru

kelompok mammalia semuanya menghasilkan susu sebagai makanan anaknya.Susu dihasilkanoleh kelenjar (mammae) yang terdapat  di daerah perut atau dada.Mammalia disebut juga hewan menyusui karena menyusui anaknya.Selain memiliki kelenjar susu, Mammalia juga berambut serta memiliki tiga tulang telinga tengah.Ketiga ciri ini tidak dimiliki oleh vertebrata lainnya.Pada paus dan lumba-lumba, rambut ada pada tahap tertentu perkembangan embrionya.Rambut mammalia tersusun dari protein yang disebut keratin.Rambut mammalia berfungsi tertentu, yaitu sebagai insulasi yang memperlambat pertukaran panas dengan lingkungan, segabai indera peraba antara lain pada kumis, sebagai pelindung dari gesekan maupun sinar matahari, sebagai penyamar atau pertahanan untuk melindungi dari mangsa, dan sebagai penciri kelamin.
Tiga tulang telinga tengah yang dimiliki mammalia terdiri atas tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi.Ketiga tulang tengah berperan dalam pendengaran, yaitu meneruskan getaran suara dari membran timpani (gendang telinga) ke telinga dalam.
Ciri-ciri lain yang dimiliki sebagian besar mammalia adalah :
- geligi dengan berbagai ukuran dan bentuk
- rahang bawah tersusun dari satu tulang
- bernapas dengan paru-paru
- jantung beruang empat
- diafragma di antara rongga perut dan rongga dada untuk membantu pernapasan
- otak yang lebih berkembang dibandingkan vertebrata lain
- menggunakan energi metabolismenya untuk menjaga suhu tubuh tetap konstan sehingga digolongkan sebagai hewan endoterm dan homeoterm
- fertilisasi terjadi secara internal atau di dalam tubuh betina
- melahirkan anaknya sehingga termasuk hewan vivipar

Mammalia hidup diberbagai habitat di darat dan di perairan.Ada jga mammalia yang hidup di daerah yang cukup ekstrem misalnya di kutub dan digurun.Beberapa jenis ada yang menyelam untuk mencari makanan di perairan.Kelompok mammalia tertentu ada yang merupakan hewan arboreal yang hidup di pohon-pohon dalam hutan.
Meskipun ciri-ciri yang dimilii hampir sama, namun ada juga mammalia terkecil antara lain untuk spesies dari kelompok kelelawar kecil, yaitu Craseonycteris thonglongyai yang beratnya hanya tiga gram.Untuk mammalia yang terbesar adalah paus biru (Balaenoptera musculus) yang panjangnya dapat mencapai 27 meter dan berat 190 ton.Struktur tubuh mammalia sesuai dengan cara hidupnya, yaitu ada yang terbang, berenang, meluncur, berlari, melompat, atau menggali.Mammalia dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu Mammalia bertelur (prototheria), mammalia berkantung (metatheria), dan mammalia berplasenta (eutheria).

PENJELASAN ISTILAH

Aselomata = hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh
Selom= rongga tubuh
Diploblastik = dua lapisan lembaga, lapisan luar dan lapisan dalam
Ektoderm = lapisan lembaga bagian luar
Endoderm = lapisan lembaga bagian dalam
Gametosit = sel bakal menjadi sel gamet atau sel kelamin
Invertebrata = hewan tidak memiliki tulang belakang
Singami = peleburan dua gamet yang berbeda jenis, ukurannya sama atau berbeda
Konyugasi = perkawinan dua individu yang belum dapat dibedakan jenisnya
Mesoderm = lapisan lembaga bagian tengah
Pseudoselomata = rongga tubuh bersifat semu
Vektor = hewan perantara
Vertebrata = hewan yang memiliki tulang belakang
Hermafrodit = hewan yang mempunyai dua organ reproduksi dalam satu tubuh, tetapi tidak dapat saling membuahi
Partenogensis = terbentuknya individu baru tanpa melalui peleburan sel kelamin jantan dan betina
Pseudoselomata = hewan yang mempunyai rongga tubuh semu
Tripoblastik = berasal dari tiga lapisan embrional yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm.
Proglotid = segmen-segmen (ruas)
Skoleks = kepala
Strobila = ruas tubuh
Mirasidium = larva bersilia
Larva onkosfir = zygot muda

1 komentar: