Invertebrata
1. PORIFERA
A. Ciri-ciri Porifera
Kata Porifera berasal dari bahasa
Latin, porus yang berarti lubang kecil atau pori dan ferre yang berarti
mempunyai. Jadi, Porifera dapat diartikan hewan yang memiliki pori pada
struktur tubuhnya.
Porifera merupakan hewan bersel
banyak (metazoa) yang paling sederhana. Sebagian besar hewan ini hidup di laut
dangkal, sampai kedalaman 3,5 meter, dan hanya satu suku (familia) yang hidup
di habitat air tawar yaitu Spongilidae.
Porifera mempunyai bentuk tubuh menyerupai
vas bunga atau piala dan melekat pada dasar perairan. Tubuhnya terdiri dari dua
lapisan sel (diploblastik) dengan lapisan luar (epidermis) tersusun atas
sel-sel berbentuk pipih, disebut pinakosit. Pada epidermis terdapat
porus/lubang kecil disebut ostia yang dihubungkan oleh saluran ke rongga tubuh
(spongocoel). Sedangkan lapisan dalam tersusun atas sel-sel berleher dan
berflagel disebut koanosit yang berfungsi untuk mencernakan makanan.
Diantara epidermis dan koanosit
terdapat lapisan tengah berupa bahan kental yang disebut mesoglea atau
mesenkim. Di dalam mesoglea terdapat beberapa jenis sel, yaitu sel amubosit,
sel skleroblas, sel arkheosit.
Sel amubosit atau amuboid yang
berfungsi untuk mengambil makanan yang telah dicerna di dalam koanosit. Sel skleroblas
berfungsi membentuk duri (spikula) atau spongin. Spikula terbuat dari kalsium
karbonat atau silikat. Sedangkan spongin tersusun dari serabut-serabut spongin
yang lunak, berongga seperti spon.
Sedangkan sel arkheosit berfungsi
sebagai sel reproduktif, misalnya pembentuk tunas, pembentukan gamet,
pembentukan bagian-bagian yang rusak dan regenerasi.
Makanan Porifera berupa partikel zat
organik atau makhluk hidup kecil yang masuk bersama air melalui pori-pori
tubuhnya. Makanan akan ditangkap oleh flagel pada koanosit. Selanjutnya makanan
dicerna di dalam koanosit. Dengan demikian pencernaannya secara intraselluler.
Setelah dicerna, zat makanan diedarkan oleh sel-sel amubosit ke sel-sel
lainnya. Sedangkan zat sisa makanan dikeluarkan melalui oskulum bersama
sirkulasi air.
Porifera berkembangbiak secara
aseksual dan seksual. Pembiakan secara aseksual dengan pembentukan tunas
(budding). Tunas atau budding yang dihasilkan kemudian memisahkan diri dari
induknya dan hidup sebagai individu baru, atau tetap menempel pada induknya
sehingga menambah jumlah bagian-bagian dari kelompok Porifera. Sedangkan
pembiakan secara seksual berlangsung dengan persatuan antara sel telur dan
spermatozoid, dan menghasilkan zigot yang selanjutnya berkembang menjadi larva
berflagel. Larva tersebut dapat berenang dan keluar melalui oskulum. Bila
menemukan tempat yang sesuai, larva akan menempel kemudian tumbuh menjadi
Porifera baru.
Untuk mengenal lebih jauh tentang Porifera,
cobalah berwisata ke pantai. Perhatikan hewan-hewan kecil yang melekat pada
dasar perairan. Bila bentuk tubuhnya seperti vas bunga/piala, pasti hewan
tersebut adalah Porifera. Profera hidup secara heterotrof, menempel di dasar
laut dengan kedalaman 5 km. Adapula yang hidup di air tawar, misalnya
Haliciona.
B. Tipe Tubuh Porifera
Berdasarkan sistem saluran air yang
terdapat pada Porifera, hewan ini dibedakan atas tiga tipe tubuh, yaitu tipa
Ascon, tipe Sycon dan tipe Rhagon. Ikuti uraian berikut ini!
1. Tipe Ascon
Tipe Ascon merupakan tipe Porifera
yang mempunyai sistem saluran air sederhana. Air masuk melalui pori yang
pendek, lurus ke spongocoel (rongga tubuh) lalu keluar melalui oskulum. Contoh
tipe Ascon misalnya Leucoslenia.
2. Tipe Sycon
Tipe Sycon merupakan Porifera yang
mempunyai dua tipe saluran air, tetapi hanya radialnya yang mempunyai koanosit.
Air masuk melalui pori ke saluran radial yang berdinding koanosit spongocoel
keluar melalui oskulum, misalnya Scypha.
3. Tipe Rhagon (Leucon)
Tipe Rhagon merupakan Porifera dengan
tipe saluran air yang paling kompleks/rumit. Porifera ini mempunyai lapisan
masoglea yang tebal dengan sistem saluran air bercabang-cabang. Koanosit
dibatasi oleh suatu rongga yang bersilia berbentuk bulat. Air masuk melalui
pori saluran radial yang bercabang-cabang keluar melalui oskulum. misalnya
Euspongia dan Spongida.
C. Klasifikasi Porifera
Berdasarkan atas kerangka tubuh atau spikulanya, Porifera
dibagi menjadi tiga kelas.
1. Kelas Calcarea
Kerangka tubuh kelas Calcarea berupa
spikula seperti duri-duri kecil dari Kalsium Karbonat. Misalnya Scypa, Grantia,
Leucosolenia.
2. Kelas Hexatinellida
Kerangka tubuh kelas Hexatinellida berupa spikula yang
mengandung Silikat atau Kersik (SiO2). Bentuk tubuh umumnya berbentuk silinder
atau corong. Misalnya Euplectella aspergilium.
3. Kelas Demospongia
Kerangka tubuh kelas Demospongia terbuat dari spongin saja,
atau campuran spongin dan zat kersik. Misalnya Euspongia sp dan Spongilla sp.
D. Peranan Porifera
Secara ekonomis, Porifera tidak mempunyai arti penting. Hewan
Demospongia yang hidup di laut dangkal dapat dimanfaatkan oleh manusia,
misalnya spons untuk mandi dan pembersih kaca.
2. COELENTERATA
1.Bentuk Tubuh
Coelentarata
Dalam siklus hidupnya pada umumnya Coelentarata mempunyai dua
bentuk tubuh, yaitu Polip dan Medusa.
a. Polip
Polip adalah bentuk kehidupan
Coelentarata yang menempel pada tempat hidupnya. Tubuh berbentuk silindris,
bagian proximal melekat dan bagian distal mempunyai mulut yang dikelilingi
tentakel. Polip yang membentuk koloni memiliki beberapa macam bentuk
(polimorfisme). Misalnya yang berbeda fungsinya yakni ada polip untuk pembiakan
yang menghasilkan medusa (gonozoid) dan polip untuk makan yakni gastrozoid.
b. Medusa
Medusa adalah bentuk ubur-ubur
seperti payung/parasut atau seperti lonceng yang dapat berenang bebas.
Setiap hewan Coelentarata mempunyai
rongga gastrovaskuler. Rongga gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang
dipisahkan oleh septum/penyekat dan belum mempunyai anus. Reproduksi atau
perkembangbiakan dapat dilakukan secara aseksual dan seksual.
2.Klasifikasi
Coelentarata
Filum Coelentarata dibagi menjadi 3 kelas yaitu kelas
Hydrozoa, Scyphozoa dan Anthozoa.
A. Kelas Hydrozoa
Hydrozoa hidupnya ada yang soliter (terpisah) dan ada yang
berkoloni (berkelompok). Hydrozoa yang soliter mempunyai bentuk polip,
sedangkan yang berkoloni dengan bentuk polip dominan dan beberapa jenis
membentuk medusa. Contoh Hydra dan Obellia.
1. Hydra
Bentuk tubuh Hydra seperti polip, hidup di air tawar. Ukuran
tubuh Hydra antara 10 mm – 30 mm. Makanannya berupa tumbuhan
kecil dan Crustacea rendah. Bagian tubuh sebelah bawah tertutup membentuk kaki,
gunanya untuk melekat pada obyek dan untuk bergerak. Pada ujung yang berlawanan
terdapat mulut yang dikelilingi oleh hypostome dan di sekelilingnya terdapat 6 – 10
buah tentakel. Tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan.
Selanjutnya makanan dicernakan di dalam rongga gastrovaskuler.
Perkembangan Hydra terjadi secara aseksual dan seksual.
Perkembangbiakan secara aseksual terjadi melalui pembentukan tunas/budding,
kira-kira pada bagian samping tengah dinding tubuh Hydra. Tunas telah memiliki
epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas tersebut terus membesar
dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya untuk menjadi individu baru.
Perkembangbiakan secara seksual terjadi melalui peleburan sel
telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil peleburan membentuk
zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula. Kemudian embrio ini akan
berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat
berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di dasar
perairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, inti kista pecah dan embrio
tumbuh menjadi Hydra baru.
2. Obelia
Obelia hidup berkoloni di laut dangkal sebagai polip di batu
karang atau berenang di air sebagai medusa. Polip pada Obelia dibedakan menjadi
2 jenis polip pada cabang-cabang yang tegak, yaitu :
a.Hydrant
Hydrant, yaitu polip yang bertugas mengambil dan mencernakan
makanan.
b.Gomamgium
Gonangium, yaitu polip yang bertugas melakukan
perkembangbiakan aseksual, menghasilkan Obelia dalam bentuk medusa.
Perkembangbiakan Obelia mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara
keturunan seksual dengan keturunan aseksual.
Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan oleh gonangium.
Pada gonangium terbentuk tunas, kemudian setelah matang tunas memisahkan diri
dari induknya dan berkembang menjadi medusa muda yang dapat berenang bebas.
Selanjutnya medusa muda berkembang menjadi medusa dewasa.
Perkembangbikan seksual terjadi pada medusa dewasa. Hewan
Obelia mempunyai dua alat kelamin (hermaprodit). Medusa dewasa akan
menghasilkan sel telur / ovum dan sperma. Pembuahan ovum oleh sperma terjadi di
luar tubuh (eskternal) dan membentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi larva
bersilia disebut planula. Pada tempat yang sesuai planula akan merekatkan diri
menjadi polip muda, lalu polip dewasa., kemudian tumbuh menjadi hewan Obelia.
Selanjutnya, Obelia memulai melakukan pembiakan aseksual dengan pembentukan
tunas/budding, sehingga membentuk koloni Obelia yang baru.
B. Kelas Scypozoa
(Skyphos = cawan; zoon = binatang)
Bentuk tubuh Scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan,
sehingga sering disebut ubur-ubur mangkuk. Contoh hewan kelas ini adalah Aurellia
aurita, berupa medusa berukuran garis tengah 7 – 10 mm, dengan pinggiran
berlekuk-lekuk 8 buah. Hewan ini banyak terdapat di sepanjang pantai.
Seperti Obelia, Aurellia juga mengalami pergiliran keturunan
seksual dan aseksual. Aurellia memiliki alat kelamin yang terpisah pada
individu jantan dan betina. Pembuahan ovum oleh sperma secara internal di dalam
tubuh individu betina.
Hasil pembuahan adalah zigot yang akan berkembang menjadi
larva bersilia disebut planula. Planula akan berenang dan menempel pada tempat
yang sesuai. Setelah menempel, silia dilepaskan dan planula tumbuh menjadi
polip muda disebut skifistoma. Skifistoma kemudian membentuk tunas-tunas
lateral sehingga Aurellia tampak seperti tumpukan piring dan disebut
strobilasi. Kuncup dewasa paling atas akan melepaskan diri dan menjadi medusa
muda disebut Efira. Selanjutnya efira berkembang menjadi medusa dewasa. Daur
hidup Aurellia dapat diamati di bawah ini.
C. Kelas Anthozoa
Anthozoa berasal darikata Anthos = bunga, zoon = binatang.
Anthozoa berarti hewan yang bentuknya seperti bunga atau hewan bunga.
Anthozoa dalam daur hidupnya hanya mempunyai polip. Bila
dibandingkan, polip Anthozoa berbeda dengan polip pada Hydrozoa.
Persamaan dan
perbedaan kedua macam polip tersebut ! Kelas Anthozoa meliputi Mawar Laut
(Anemon Laut) dan Koral (Karang).
1.Mawar Laut (Anemon
Laut)
Mawar laut menempel pada dasar perairan. Pada permukaan mulut
Mawar Laut terdapat banyak tentakel berukuran pendek. Tentakel ini berfungsi
untuk mencegah agar pasir dan kotoran lain tidak melekat sehingga Mawar Laut
tetap bersih.
2.Koral (Karang)
Koral atau karang cara hidupnya berkoloni membentuk massa
yang kaku dan kuat. Massa itu sebenarnya karang kapur yang dibentuk oleh
generasi polip. Koral yang sudah mati, rangka kapurnya akan menjadi batu
karang/terumbu. Ada tiga tipe batu karang, yaitu karang pantai, karang
penghalang dan karang atol.
D. Peranan Coelentarata
Hewan ubur-ubur yang banyak di perairan Indonesia dapat
dimanfaatkan untuk dibuat tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan
kosmetik / kecantikan. Di Jepang selain sebagai bahan kosmetik, ubur-ubur
dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat
melindungi pantai dari aberasi air laut. Di samping itu, karang merupakan
tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan.
3. PLATYHELMINTHES
A. Ciri-ciri Umum
Platyhelminthes
Platyhelminthes memiliki tubuh pipih, lunak dan epidermis
bersilia. Cacing pipih ini merupakan hewan tripoblastik yang tidak mempunyai
rongga tubuh (acoelomata). Hidup biasanya di air tawar, air laut dan tanah
lembab. Ada pula yang hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Cacing
parasit ini mempunyai lapisan kutikula dan silia yang hilang setelah dewasa.
Hewan ini mempunyai alat pengisap yang mungkin disertai dengan kait untuk
menempel.
Cacing pipih belum mempunyai sistem peredaran darah dan
sistem pernafasan. Sedangkan sistem pencernaannya tidak sempurna, tanpa anus.
Contoh Platyhelmintes adalah Planaria. Planaria mempunyai sistem pencernaan
yang terdiri dari mulut, faring, usus (intestine) yang bercabang 3 yakni satu
cabang ke arah anterior dan 2 cabang lagi ke bagian samping tubuh. Percabangan
ini berfungsi untuk peredaran bahan makanan dan memperluas bidang penguapan.
Planaria tidak memiliki anus pada saluran pencernaan makanan sehingga buangan
yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut.
Sistem ekskresi pada cacing pipih terdiri atas dua saluran
eksresi yang memanjang bermuara ke pori-pori yang letaknya berderet-deret pada
bagian dorsal (punggung). Kedua saluran eksresi tersebut bercabang-cabang dan
berakhir pada sel-sel api (flame cell). Perhatikan gambar sistem eksresi dan
sel api Planaria di bawah ini.
Sistem saraf berupa tangga tali yang terdiri dari sepasang
ganglion otak di bagian anterior tubuh. Kedua ganglia ini dihubungkan oleh
serabut-serabut saraf melintang dan dari masing-masing ganglion membentuk
tangga tali saraf yang memanjang ke arah posterior. Kedua tali saraf ini
bercabang-cabang ke seluruh tubuh.
Reproduksi pada cacing pipih seperti Planaria dapat secara
aseksual dan secara seksual. Reproduksi aseksual (vegetatif) dengan regenerasi
yakni memutuskan bagian tubuh. Sedangkan reproduksi seksual (generatif) dengan
peleburan dua sel kelamin pada hewan yang bersifat hemafrodit. Sistem
reproduksi seksual pada Planaria terdiri atas sistem reproduksi betina meliputi
ovum, saluran ovum, kelenjar kuning telur. Sedangkan reproduksi jantan terdiri
atas testis, pori genital dan penis.
B. Penggolongan
Platyhelminthes
Platyhelminthes (cacing pipih) dibedakan menjadi 3 kelas
yaitu Turbellaria, Trematoda dan Cestroda. Berikut akan dijelaskan
satu-persatu.
1. Kelas Turbellaria
Hewan dari kelas Turbellaria memiliki tubuh bentuk tongkat
atau bentuk rabdit (Yunani : rabdit = tongkat). Hewan ini biasanya hidup di air
tawar yang jernih, air laut atau tempat lembab dan jarang sebagai parasit.
Tubuh memiliki dua mata dan tanpa alat hisap.
Hewan ini mempunyai kemampuan yang besar untuk beregenerasi
dengan cara memotong tubuhnya seperti tampak pada gambar 5 di atas. Contoh
Turbellaria antara lain Planaria dengan ukuran tubuh kira-kira 0,5 – 1,0
cm dan Bipalium yang mempunyai panjang tubuh sampai 60 cm dan hanya keluar di
malam hari.
Permukaan tubuh Planaria bersilia dan kira-kira di tengah mulut
terdapat proboscis (tenggorok yang dapat ditonjolkan keluar).
2. Kelas Trematoda
Hewan Trematoda memiliki tubuh yang diliputi kutikula dan tak
bersilia. Pada ujung anterior terdapat mulut dengan alat penghisap yang
dilengkapi kait. Tubuh dengan panjang lebih kurang 2,5 cm dan lebar 1cm serta
simetris bilateral.
Trematoda termasuk hewan hemafrodit,dan sebagai parasit pada
Vertebrata baik berupa ektoparasit (pada ikan) maupun sebagai endoparasit.
Contoh hewan Trematoda adalah cacing hati atau Fasciola hepatica (parasit pada
hati domba), Fasciola gigantica (parasit pada hati sapi) dan cacing hati
parasit pada manusia (Chlonorchis sinensis) serta Schistosoma japonicum
(cacingdarah).
C. Daur Hidup Beberapa
Cacing Kelas Trematoda
Berikut ini akan diuraikan mengenai daur hidup beberapa jenis
cacing yang termasuk kelas Termatoda.
Cacing dewasa bertelur di dalam saluran empedu dan kantong
empedu sapi atau domba. Kemudian telur keluar ke alam bebas bersama feses
domba. Bila mencapai tempat basah, telur ini akan menetas menjadi larva
bersilia yang disebut mirasidium. Mirasidium akan mati bila tidak masuk ke
dalam tubuh siput air tawar (Lymnea auricularis-rubigranosa).
Di dalam tubuh siput ini, mirasidium tumbuh menjadi
sporokista (menetap dalam tubuh siput selama + 2 minggu).
Sporokista akan menjadi larva berikutnya yang disebut Redia.
Hal ini berlangsung secara partenogenesis.
Redia akan menuju jaringan tubuh siput dan berkembang menjadi
larva berikutnya yang disebut serkaria yang mempunyai ekor. Dengan ekornya
serkaria dapat menembus jaringan tubuh siput dan keluar berenang dalam air.
Di luar tubuh siput, larva dapat menempel pada rumput untuk
beberapa lama. Serkaria melepaskan ekornya dan menjadi metaserkaria.
Metaserkaria membungkus diri berupa kista yang dapat bertahan lama menempel
pada rumput atau tumbuhan air sekitarnya. Perhatikan tahap perkembangan larva
Fasciola hepatica.
Apabila rumput tersebut termakan oleh domba, maka kista dapat
menembus dinding ususnya, kemudian masuk ke dalam hati, saluran empedu dan
dewasa di sana untuk beberapa bulan. Cacing dewasa bertelur kembali dan siklus
ini terulang lagi.
Dalam daur hidup cacing hati ini mempunyai dua macam tuan
rumah yaitu:
1.Inang perantara yaitu siput air
2.Inang menetap,yaitu hewan bertulang belakang pemakan rumput
seperti sapi dan domba.
a.Daur hidup Chlonorchis sinensis
Daur hidup Chlonorchis sinensis sama seperti Fasciola
hepatica, hanya saja serkaria pada cacing ini masuk ke dalam daging ikan air
tawar yang berperan sebagai inang sementara. Struktur tubuh Chlonorchis
sinensis sama seperti tubuh pada Fasciola hepatica hanya berbeda pada cabang
usus lateral yang tidak beranting.
b.Daur hidup Schistosoma japonicum (cacing darah)
Cacing darah ini parasit pada manusia, babi, biri-biri,
kucing dan binatang pengerat lainnya.
Cacing dewasa dapat hidup dalam pembuluh balik (vena) perut.
Tubuh cacing jantan lebih lebar dan dapat menggulung sehingga
menutupi tubuh betina yang lebih ramping.
Cacing jantan panjangnya 9 – 22 mm, sedangkan panjang cacing betina
adalah 14 – 26 cm.
Selanjutnya diuraikan tentang daur hidup Schistosoma
japonicum.
Cacing darah bertelur pada pembuluh balik (vena) manusia
kemudian menuju ke poros usus (rektum) dan ke kantong air seni (vesica
urinaria), lalu telur keluar bersama tinja dan urine.
Telur akan berkembang menjadi mirasidium dan masuk ke dalam
tubuh siput. Kemudian dalam tubuh siput akan berkembang menjadi serkaria yang
berekor bercabang. Serkaria dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan
dan minuman atau menembus kulit dan dapat menimbulkan penyakit Schistomiasis
(banyak terdapat di Afrika dan Asia). Penyakit ini menyebabkan kerusakan dan
kelainan fungsi pada hati, jantung, limpa, kantong urine dan ginjal.
3. Kelas Cestoda
(Cacing Pita)
Ciri-ciri
Cacing pita (Cestoda) memiliki tubuh bentuk pipih, panjang
antara 2 – 3m dan terdiri dari bagian kepala
(skoleks) dan tubuh (strobila). Kepala (skoleks) dilengkapi dengan lebih dari
dua alat pengisap. Sedangkan setiap segmen yang menyusun strobila mengandung
alat perkembangbiakan. Makin ke posterior segmen makin melebar dan setiap
segmen (proglotid) merupakan satu individu dan bersifat hermafrodit.
Cacing ini biasanya hidup sebagai parasit dalam usus
vertebrata dan tanpa alat pencernaan. Sistem eksresi terdiri dari saluran
pengeluaran yang berakhir dengan sel api. Sistem saraf sama seperti Planaria
dan cacing hati, tetapi kurang berkembang.
Contoh Cestoda yaitu:
a) Taenia saginata (dalam usus manusia)
b) Taenia solium (dalam usus manusia)
c) Choanotaenia infudibulum (dalam usus ayam)
d) Echinococcus granulosus (dalam usus anjing)
e) Dipylidium latum (menyerang manusia melalui inang
protozoa)
Selanjutnya akan diuraikan beberapa dari cacing parasit
tersebut, antara lain:
a. Taenia saginata
Cacing ini parasit dalam usus halus manusia. Perbedaannya
dengan Taenia solium hanya terletak pada alat pengisap dan inang perantaranya.
Taenia saginata pada skoleksnya terdapat alat pengisap tanpa kait dan inang
perantaranya adalah sapi. Sedangkan Taenia solium memiliki alat pengisap dengan
kait pada skoleksnya dan inang perantaranya adalah babi.
Daur hidup Taenia
saginata
Dalam usus manusia terdapat proglotid yang sudah masak yakni
yang mengandung sel telur yang telah dibuahi (embrio). Telur yang berisi embrio
ini keluar bersama feses. Bila telur ini termakan sapi, dan sampai pada usus
akan tumbuh dan berkembang menjadi larva onkoster. Larva onkoster menembus usus
dan masuk ke dalam pembuluh darah atau pembuluh limpa, kemudian sampai ke otot
lurik dan membentuk kista yang disebut Cysticercus bovis (larva cacing). Kista
akan membesar dan membentuk gelembung yang disebut Cysticercus (sistiserkus).
Manusia akan tertular cacing ini apabila memakan daging sapi mentah atau
setengah matang.
Dinding Cysticercus akan dicerna di lambung sedangkan larva
dengan skoleks menempel pada usus manusia. Kemudian larva akan tumbuh membentuk
proglotid yang dapat menghasilkan telur. Bila proglotid masak akan keluar
bersama feses, kemudian termakan oleh sapi. Selanjutnya telur yang berisi
embrio tadi dalam usus sapi akan menetas menjadi larva onkoster. Setelah itu
larva akan tumbuh dan berkembang mengikuti siklus hidup seperti di atas.
b. Taenia solium
Daur hidup Taenia solium sama dengan daur hidup Taenia
saginata, hanya saja inang perantaranya adalah babi. Sedangkan kista yang
sampai di otot lurik babi disebut Cysticercus sellulose.
c. Coanotaenia infudibulum
Cacing pita lainnya adalah Coanotaenia infudibulum yang
parasit pada usus ayam tetapi inang perantaranya adalah Arthropoda antara lain
kumbang atau tungau.
D. Peranan Platyhelminthes bagi Kehidupan Manusia
Pada umumnya Platyhelminthes merugikan, sebab parasit pada
manusia maupun hewan, kecuali Planaria. Planaria dapat dimanfaatkan untuk
makanan ikan. Agar terhindar dari infeksi cacing parasit (cacing pita)
sebaiknya dilakukan beberapa cara, antara lain
-memutuskan daur hidupnya,
-menghindari infeksi dari larva cacing,
-tidak membuang tinja sembarangan (sesuai dengan
syarat-syarat hidup sehat),dan
-tidak memakan daging mentah atau setengah matang (masak
daging sampai matang).
4. NEMATHELMINTES
A. Ciri-ciri
Nemathelminthes
Nemathelminthes berasal dari kata Nemathos = benang;
Helminthes = cacing. Jadi pengertian Nemathelminthes adalah cacing yang
berbentuk benang atau gilig.
Hewan yang tergolong Nemathelminthes mempunyai ciri-ciri:
Tubuh berbentuk gilig atau seperti batang dan tidak
bersegmen, mempunyai selom semu (pseudoselomata), tripoblastik. Permukaan tubuh
dilapisi kutikula sehingga tampak mengkilat.
Saluran pencernaan sempurna mulai dari mulut sampai anus.
Beberapa jenis diantaranya memiliki kait.
Sistem respirasi melalui permukaan tubuh secara difusi.
Saluran peredaran darah tidak ada, tetapi cacing ini
mempunyai cairan yang fungsinya menyerupai darah.
Sistem reproduksi :
Alat kelamin terpisah, cacing betina lebih besar dari cacing
jantan dan yang jantan mempunyai ujung berkait (gambar 24). Gonad berhubungan
dengan saluran alat kelamin, dan telur dilapisi oleh kulit yang terbuat dari
kitin. Hewan ini tidak berkembangbiak secara aseksual.
Habitat
Sebagian besar hewan ini hidup bebas dalam air dan tanah,
tetapi ada juga sebagai parasit dalam tanah, yakni merusak tanaman atau dalam
saluran pencernaan Vertebrata.
B. Contoh Hewan Nemathelminthes
1. Ascaris lumbricoides (cacing gelang)
2.Necator americanus dan Ancylostoma duodenale (cacing
tambang)
3. Enterobius atau Oxyuris vermicularis (cacing kremi)
4. Filaria atau Wucheria bancrofti (penyebab kaki gajah)
Contoh-contoh Nemathelminthes.
1. Ascaris lumbricoides (cacing gelang/cacing perut)
Siklus hidup
• Cacing dewasa hidup dalam usus halus
manusia.
• Telur yang mengandung embrio keluar
bersama feses.
Telur dapat termakan oleh manusia melalui makanan yang
terkontaminasi dan menetas di usus. Kemudian larva menembus dinding usus, masuk
dalam peredaran darah menuju paru-paru. Dari paru-paru, larva keluar dan sampai
ke faring. Bila tertelan akan masuk ke usus halus dan berkembang biak sampai
dewasa di sana. Infeksi cacing ini dengan cara pasif. Cacing ini akan menghisap
makanan di usus manusia.
Setelah Anda mempelajari siklus hidup cacing Ascaris ini,
cobalah diskusikan dengan kelompok belajar Anda, mengapa anak-anak lebih banyak
terserang dan tertular oleh cacing itu. Kaitkanlah dengan kesehatan dan
kebersihan lingkungan serta sifat-sifat dari telur Ascaris itu sendiri.
2.Necator americanus dan Ancylostoma duodenale (cacing
tambang)
Cacing tambang ada dua macam yaitu:
Ancylostoma duodenale (terdapat di daerah tropika Asia dan
Afrika)
Necator americanus (terdapat di daerah tropika Amerika)
Ciri dan sifat cacing tambang:
Cacing ini parasit dalam usus manusia. Tubuh berukuran + 1 – 1,5
cm dengan mulut yang mempunyai kait berupa gigi dari kitin yang dapat melekat
dan melukai dinding usus inangnya. Cacing ini menghisap darah inang, sehingga
inang akan mengalami anemia (kekurangan darah). Penyakit karena cacing tambang
ini dikenal dengan Ankylostomiasis.
Daur hidup cacing tambang:
Telur keluar bersama feses dari dalam usus manusia. Di tempat
lembab dan becek, telur menetas menjadi larva yang disebut rhabditiform.
Kemudian larva ini berubah menjadi filariform yang dapat menembus kulit kaki
dan masuk ke dalam tubuh manusia mengikuti aliran darah, menuju jantung,
paru-paru, faring, tenggorok, kemudian tertelan dan masuk ke dalam usus. Peristiwa
ini disebut infeksi aktif. Di dalam usus, larva menjadi cacing dewasa yang siap
menghisap darah kembali.
Selain dengan cara infeksi aktif, dapat pula terjadi infeksi
pasif yaitu bila kista (larva berdinding tebal) tertelan bersama makanan.
Perhatikan bagan daur hidup cacing tambang berikut ini!
Daur hidup cacing tambang
Setelah Anda mempelajari daur hidup cacing ini, cobalah
diskusikan dengan kelompok belajarmu. Mengapa cacing ini dikenal dengan cacing
tambang? Mengapa pula cacing menyebabkan anemia?
5. ANELIDA
A. Ciri-ciri Umum
Annelida
Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan
tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Alat eksresi disebut
nephridium. Alat pencernaan makanan sempurna mulai dari mulut, saluran pencernaan
dan anus. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus
berada di ujung belakang. Respirasi dengan menggunakan epidermis pada seluruh
permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi.
Sistem peredaran darah tertutup. Hewan ini bersifat
hermafrodit dan memiliki klitelum sebagai alat kopulasi. Tempat hidup air
tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat parasit (merugikan karena
menempel pada inangnya).
B. Klasifikasi
Annelida terbagi atas 3 kelas yaitu:
1. Polychaeta
2. Olygochaeta
3. Hirudinea
a. Polychaeta (cacing berambut banyak)
Ciri-ciri:
Polychaeta hidup dalam pasir atau menggali batu-batuan di
daerah pasang surut air laut. Tubuh memanjang dan mempunyai segmen. Setiap
segmen mempunyai parapodia dan setiap parapodia memiliki setae, kecuali pada
segmen terakhir.
Contoh cacing ini adalah :
1) Eunice viridis (cacing wawo)
2) Lysidice oele (cacing palolo)
3) Nereis virens (kelabang laut)
b. Olygochaeta (cacing berambut sedikit)
Ciri-ciri:
• Sebagian besar hidup di air tawar
atau di darat.
• Hermafrodit, tidak mempunyai
parapodia dan terdapat beberapa setae pada pada setiap ruas
Contoh:
• Pheretima posthurna (cacing tanah –
Asia)
• Lumbricus terrestris (cacing tanah –
Eropa dan Amerika)
• Perichaeta (cacing hutan)
• Tubifex (cacing air)
Lumbricus terrestris
Lumbricus terrestris dikenal dengan cacing tanah,dan
ciri-cirinya sebagai berikut
• Tubuh dengan segmen yang jelas,
berjumlah 15 – 200 buah
•Alat eksresi berupa sepasang nefridia
pada setiap segmen dan disebut metanefridia.
•Pada setiap segmen terdapat setae
kecuali pada segmen pertama dan terakhir.
•Hewan ini hermafrodit, tetapi
pembuahan sendiri tidak akan terjadi melainkan pembuahan silang yakni pada
waktu dua hewan mengadakan kopulasi.
•Pada segmen ke 32 sampai segmen ke 37
terdapat klitelum sebagai alat kopulasi.
• Bernafas dengan menggunakan seluruh
permukaan tubuh yang lembab.
•Darah terdiri dari plasma darah,
mengandung haemoglobin hingga berwarna merah, sedangkan butir-butir darahnya
tidak berwarna.
• Sistem saraf merupakan sistem saraf
tangga tali.
•Sistem pencernaan makanan sempurna,
yaitu mulai dari mulut, faring, atau esofagus, tembolok, lambung, usus dan
anus.
a) Struktur tubuh cacing tanah (Lumbricus terestris)
b) potongan melintang tubuh, dan
c) bagian sistem pencernaan didekat kepala
c. Hirudinea
Ciri-ciri Hirudinea:
•Banyak terdapat di air tawar, air
laut atau di darat.
•Tubuh tidak memiliki parapodia atau
setae dan memiliki alat penghisap pada bagian anterior dan posterior.
•Pada hewan hermafrodit, lubang
genetalia jantan terletak di muka lubang genetalia betina.
•Sistem pencernaan terdiri dari mulut,
faring, tembolok, lambung, rektum, anus. Anus terletak pada bagian dorsal.
• Peredaran darah tertutup dan
pernafasan berlangsung melalui kulit.
• Pengeluaran (eksresi) melalui
nefridium yang terdapat pada setiap segmen.
•Hewan ini mempunyai kelenjar ludah
yang menghasilkan sekret yang mengandung bahan anti koagulasi (mencegah
penggumpalan darah).
6. MOLLUSCA
Tubuh lunak, tidak beruas-ruas, simetri
bilateral, memiliki lapisan mantel yang berfungsi memproduksi zat kapur sebagai
bahan cangkang, memiliki cangkang atau tidak. Cangkang terbuat dari zat kapur,
terletak diluar tubuh, ada juga yang didalam tubuh.
Molusca terdiri 5 kelas,
yaitu :
Amphieura
Tubuh pipih, tidak ditemukan bagian kepala ,
memiliki punggung yang dilindungi cangkang.
Contoh : Chiton, Chaetopleura
apiculata, Neomenia carimata
Gastropoda
Bergerak menggunakan perut,tubuh memiliki
cangkang yang melintir, kepala dibagian depan, pada bagian kepala terdapat
tentakel panjang yang terdapat bintik mata dan tentakel pendek berfungsi
sebagai indera pembau dan peraba. Hidup di darat, air tawar, air laut. Bersifat
hermafrodit, perkawinan silang. Pembuahan terjadi ditubuh betina.
Contoh : Achatina
fulica (bekicot), Lymnea (siput sawah), Melania (sumpil)
Scaphopoda
Memiliki cangkok berbentuk silinder, kedua
ujung terbuka, kaki muncul dari ujung cangkang yang berfungsi untuk menggali
pasir. Hidup dilaut, terpendam dipasir atau lumpur.
Contoh : Dentalium vulgare
Bivalvia
Disebut juga Pelecypoda, hewan ini memiliki
dua cangkang yang setangkup. Kedua cangkang diikat oleh jaringan ikat yang
berfungsi sebagai engsel. Cangkang tersusun atas :
1. Periostrakum : lapisan
terluar, tipis, terdiri zat tanduk
2. Prismatik : lapisan
tengah, tersusun CaCo3 ¬
3. Nakreas : lapisan
terdalam, mengkilap, merupakan lapisan mutiara.
Contoh :
1. Ostrea ( tiram )
2. Panope generosa ( kerang
raksasa )
3. Meleagrina ( kerang
mutiara
4. Corbicula ( remis )
5. Anodonta ( kijing )
Cephalopoda
Cephalopoda menggunakan kepala sebagai alat
gerak, memiliki tentakel pada kepala, terdapat sepasang mata yang tidak
berkelopak. Didekat kepala terdapat corong (sifon) yang dapat menyemprotkan
air. Pada bagian perut terdapat kantung tinta.
Cephalophoda terdiri dari 2
ordo, yaitu :
1. Tetrabranchiata, contoh :
Nautilus
2. Dibranchiata, contoh :
Loligo (cumi-cumi), Sepia (ikan sotong), Octopus (gurita)
Manfaat Mollusca
1. Menghasilkan daging
sebagai sumber protein.
2. Penghasil mutiara
3. Untuk hiasan
7. ARTHROPODA
Tubuh bersegmen, alat gerak bersegmen,
rangka luar berupa kutikula. Hidup didarat, air tawar, air laut, pohon -pohon,
menempel pada hewan piaraan. Arthropoda terdiri dari 4 kelas, yaitu :
1.
Crustacea (Kelas Udang).
Hidup diair, tubuh terdiri dari kepala-dada
(Cephalothorax), badan belakang ( Abdomen).
Contoh :
a. Neptunus pelagicus
(rajungan)
b.
Portunus sexdentalus (kepiting)
c. Penaeus (udang windu)
d. Cambarus virilis (udang
air tawar)
2. Arachnoidea
Ditemukan didalam atau dipermukaan tanah,
tubuh terdiri kepala-dada, abdomen. Antara cephalothorax dan abdomen terdapat
pedisel (bagian menyempit).
Contoh :
a. Thelyphonus condutus
(kalajengking)
b. Araneus (laba-laba)
c. Dermacentor (tungau)
d. Sarcoptes scabies (caplak)
3. Myriapoda
Hewan berkaki banyak, tubuh beruas ruas,
terdiri dari kepala (caput), perut (abdomen), tidak memiliki dada, ditemukan
didalam atau permukaan tanah.
Contoh : Julus terristris
(Keluwing), Scolopendra sp.(Lipan).
4. Insecta / Hexapoda
Tubuh terdiri atas kepala (caput), dada
(thorax), perut (abdomen). Hidup bebas dialam, hidup parasit, dapat beradaptasi
dengan segala kondisi.
Klasifiksi Insecta / Hexapoda
:
Apterygota
Serangga tidak bersayap, tidak
bermetamorfosis, kepala, dada, perut tidak jelas perbedaannya, mulut menggigit.
Contoh : Lepisma (kutu buku)
Pterygota
Serangga bersayap, terdiri
dari beberapa ordo antara lain :
1. Odonata contoh : Capung
2. Orthoptera contoh : Stagmomantis
(belalanng sembah)
3. Isoptera/Archiptera
contoh: Helmithermes sp.(rayap).
4. Hemiptera contoh : Cimex
(kutu busuk), Leptocorisa acuta (walang sangit)
5. Homoptera contoh :
Pediculus capitis (kutu kepala)
6. Coleoptera contoh :
Dysticus marginalis (kepik air)
7. Lepidoptera contoh :
Attacus atlas (Kupu Gajah)
8. Diptera contoh : Musca
domestika (lalat rumah), Culex sp.
9. Shiponoptera contoh :
Clenocephalus felis (kutu kucinng)
10. Hymenoptera contoh : Apis
cerana (lebah madu), Xylocopa sp.
Peran Serangga bagi Manusia :
a. Yang Menguntungkan
1. Lebah madu menghasilkan
madu.
2. Ulat sutera, penghasil
benang sutera
3. Membantu penyerbuka
4. Pengendali populasi hama
secara biologis (serangga predator).
5. Membantu mengurai sampah
b. Yang Merugikan
1. Larva Lepidoptera merusak
daun tanaman.
2. Nyamuk dan lalat penular
penyakit
3. Walang sangit merusak padi
4. Wereng merusak padi
8. ECHINODERMATA
Hewan yang memiliki kulit berduri,
kulit keras terbuat dari zat kapur maupun kitin, tubuh simetri radial, memiliki
lima lengan, mulut dibawah dan anus diatas, hidup dilaut dengan air yang
jernih, dan tidak bergelombang.
1.
Klasifikasi Echinodermata
Echinodermata terdiri atas 5
kelas, yaitu :
a. Asteroidea
Bentuk seperti bintang, organ organ
bercabang kelima lengan, warna hitam, biru kecoklatan, merah jingga. Banyak
dijumpai dipantai.
Contoh : Astropecten
irregularis, Crossaster supposus, Culcita sp.
b. Ophiuroidea
Lengan panjang menyerupai ular, sering
disebut bintang ular laut, tidak memiliki anus. Warna kehitam hitaman, terdapat
disela sela bebatuan.
Contoh : Ophiolepsis
sp. (Bintang Ular)
c. Crinoidea
Mirip dengan tumbuhan, memiliki 5 lengan
yang bercabang cabang, melekat pada bebatuan.
Contoh : Antedon, Ptilocrinus
pinnatus (Lilia Laut)
d. Echinoidea
Tubuh dipenuhi duri yang terbuat dari zat
kapur, ada yang pendek dan ada yang panjang, bentuk bulat, tidak memiliki
lengan.
Contoh : Deadema
saxatile (Landak Laut).
e. Holothuroidea
Tubuh tidak berduri, kulit halus dan lunak,
bentuk tubuh seperti ketimun, warna coklat, kehitaman dan putih, banyak
dijumpai ditepi pantai.
Contoh : Holothuria
atra (Teripang Hitam)
2. Manfaat Echinodermata
1. Bintang laut untuk hiasan.
2. Teripang untuk bahan
kerupuk.
3. Sebagai pembersih pantai
Vertebrata
Vertebrata merupakan kelompok hewan
yang memiliki tulang belakang.Dalam sistem klasifikasi, vertebrata merupakan
subfilum dari filum Chordata.
Chordata meliputi hewan-hewan yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
> Memiliki notokord, yaitu kerangka berbentuk batangan
keras tetapi lentur.Notokord terletak di antara saluran pencernaan dan tali
saraf, memanjang sepanjang tubuh membentuk sumbu kerangka.
> Memiliki tali saraf tunggal, berlubang terletak dorsal
terhadap notokord, dan memiliki ujung anterior yang membesar berupa otak.
> Memiliki ekor yang memanjang ke arah posterior terhadap
anus.
> Memiliki celah faring
Filum Chordata terdiri dari tiga
subfilum, yaitu Urochordata, Cephalochordata, dan vertebrata.Urochordata dan
Cephalochordata tergolong invertebrata.Berikut bagan dari subfilum Chordata.
Ciri tubuh
Ciri tubuh meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi
tubuh.
Ukuran dan bentuk tubuh
Semua hewan yang tergolong vertebrata memiliki rangkaian
tulang kecil (vertebra) yang memanjang pada bagian dorsal dari kepala hingga
ekor.Rangkaian vertebra yang disebut tulang punggung ini membentuk sumbu
kerangka menggantikan notokord.Tulang punggung berfungsi sebagai penyokong
tubuh serta melindungi tali saraf.Selain adanya tulang punggung, kesamaan ciri
lain pada vertebrata adalah :
- Tubuh terdiri atas kepala, badan, dua pasang anggota badan,
dan ekor pada sebagian vertebrata.
- Kulit tersusun atas dua bagian yaitu epidermis dan dermis
dan menghasilkan rambut, sisik, bulu, kelenjar atau horn
- Endoskeleton tersusun dari tulang atau tulang rawan
- Faring bercelah, yang merupakan tempat insang pada ikan
namun pada hewan darat hanya terdapat pada tingkat embrio
- Otot melekat pada endoskeleton untuk bergerak
- Sistem pencernaan memiliki kelenjar pencernaan, hati, dan
pankreas
- Jantung beruang 2 hingga 4
- Darah menandung sel darah putih dan sel darah merah
berhemoglobin
- Rongga tubuh mengandung sistem viseral
- Ginjal sepasang dengan saluran untuk mengeluarkan zat sisa
- Gonad sepasang pada betina dan jantan
Habitat
Vertebrata hidup diberbagai habitat baik darat dan laut.
Klasifikasi
Vertebrata dibedakan menjadi dua
kelompok berdasarkan ada dan tidak adanya rahang.Vertebrata dengan mulut tidak
berahang dikelompokkan dalam superkelas Agnatha, sedangkan yang memiliki rahang
termasuk dalam superkelas Gnathostomata.
Superkelas Agnatha
Hewan yang tergolong agnatha berbadan
panjang dan ramping seperti belut serta tidak memiliki rahang.Contoh di kelas
ini adalah Cephalospidomorphi (lamprey) dan Kelas Mycini (hagfish).
Lamprey hidup diperairan tawar dan
laut.Hewan ini mengambil makanan dengan cara mengaitkan mulutnya yang bergigi
ke sisi tubuh ikan dan menghisap darahnya.Larvanya memakan partikel di
air.Larva lamprey hidup di perairan tawar.
Hagfish hanya hidup di air laut.Hewan
ini tidak memiliki tahapan larva.Mulut hagfish tidak bergigi, namun memiliki
tentakel peraba.
Makanannya adalah ikan mati yang
kemudian di hisap darahnya dan cacing laut.
Superkelas
Gnathostomata
Hewan ini memiliki rahang bersendi
yang dapat digerakkan ke atas dan ke bawah.Hewan ini di golongkan menjadi
enam kelas yaitu :
Kelas Chonrichthyes
Hewan yang tergolong kelas ini
memiliki kerangka yang tersusun dari tulang rawan.Pada sebagian besar kelompok
ikan ini, beberapa bagian kerangka diperkuat oleh butiran berkalsium.Ciri khas
lainnya pada Chonrichthyes adalah :
- mulut yang berahang kuat terletak di bagian bawah tubuh
- celah insang berjumlah lima, meskipun ada yang berjumlah
tiga, enam, atau tujuh celah insang
- kulit ulet dan kasar bergigi karena adanya sisik gelakoid
- adanya sepasang pendekep (klasper) pada hewan jantan yang
berfungsi untuk menyalurkan sperma ke kloaka betina
- usus pendek dan lebar berisi membran ulir untuk menyerap
makanan lebih lama
- hati berukuran sangat besar untuk membantu pencernaan
makanan
- fertilisasi terjadi secara internal
- bersifat ovipar, yaitu mengeluarkan telur hasil
fertilisasi, atau ovovivipar yaitu membawa telur hasil fertilisasi di dalam
saluran telur selama perkembangannya hingga menetas
Ikan bertulang rawan sebagian besar hidup di laut.Hewan yang
bertulang rawan di antaranya termasuk hiu, ikan pari, dan chimaera.
Hiu bertubuh langsing.Bagian atas
sirip ekornya lebih panjang daripada bagian bawah.Hiu tidak memiliki kantung
udara.Ikan pari berbadan pipih atas bawah.Tubuh pipihnya berperan untuk
menyembunyikan diri di dasar perairan dan untuk menggali pasir guna mencari
makanan berupa hewan lunak dan udang-udangan.Beberapa jenis ikan pari memiliki
duri pada ekornya yang seperti pecut dan berfungsi untuk melindungi dari
serangan musuh.Jenis lainnya juga ada yang memiliki sengatan listrik.
Kelas Osteichthyes
Kelompok Osteichthyes ini memiliki
kerangka yang tersusun dari tulang keras yang mengandung matriks kalsium
fosfat.
Ciri-ciri lainya adalah :
- mulut terdapat di bagian depan tubuh
- celah insang satu di masing-masing sisi kepala
- sirip ekor memiliki panjang yang sama pada bagian atas dan
bawah
- kulit licin karena sekresi mukus oleh kelenjar pada kulit
- adanya gelembung renang sehingga tidak tenggelam saat tidak
bergerak
- sistem gurat sisi terdapat pada sisi tubuh
- usus panjang dan ramping menggulung
- fertilisasi terjadi di luar
- mengeluarkan telurnya atau bersifat ovipar
ikan-gurami
Kelompok ikan ini hidup di laut dan
dihampir setiap habitat air tawar.Osteichthyes mencakup subkelas Actinopterygii
(yunani, aktin = berkas, pteryg = sirip) dan subkelas Sarcopterygii (Yunani,
sarkodes = berdaging).Actinopterygii memiliki sirip yang ditunjang oleh duri
panjang yang lentur sehingga disebut kelompok ikan bersirip duri.Contoh ikan
bersirip duri adalah ikan mas (cyprinus carpio), ikan cupang (Betta splendens),
ikan gurami (Osphronemus gouramy), ikan badut (Premnas biaculeatus), ikan kakap
merah (Lutjanus bitaeniatus), dan ikan louhan (Cichlasoma sp.).
Sarcopterygii memiliki sirip dada dan
sirip pelvis yang berotot.Sirip ini digunakan untuk berjalan d dasar perairan
atau darat.Ikan yang termasuk kelompok ini adalah ikan bersirip lobus dan ikan
paru-paru (lungfish).Contoh ikan bersirip lobus adalah coelancanth dengan nama
spesies Latimeria chalumnae.Ikan paru-paru hidup di rawa dan kolam.Ikan
paru-paru akan naik kepermukaan untuk bernapas. JIka perairan mengering saat
musim kemarau, ikan paru-paru bersarang dalam lumpur.
Kelas Amphibia
katak hijau
Kelas Amphibia umumnya hidup di dua
tempat, yaitu darat dan air selama metamorfosisnya.
Sebagian besar Amphibia memiliki ciri-ciri khusus lainnya,
yaitu :
- berkulit licin tidak bersisik
- menggunakan energi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya
sehingga tergolong hewan eksoterm
- fertilisasi secara eksternal di air tau tempat lembab
- menghasilkan telur (bersifat ovipar) yang tidak bercangkang
Tidak semua jenis Amphibia hidup di dua tempat
kehidupan.Beberapa jenis katak, salamander, dan caecilian ada yang hanya hidup
di air dan ada yang hanya di darat.Namun habitatnya secara keseluruhan dekat
dengan air dan tempat yang lembap seperti rawa dan hutan hujan tropis.Amphibia
terdiri dari tiga ordo, yaitu Anura, Urodela, dan Apoda.
Anura
Anura memiliki ciri tidak berekor
saat dewasa.Kaki belakangnya yang lebih panjang daripada kaki depan digunakan
untuk melompat.
Lidahnya besar, lengket, dan dapat
dijulurkan untuk menangkap mangsanya.Bagi yang jantan memiliki kantong udara di
kerongkongannya yang dapat mengeluarkan suara untuk menarik betina saat musim
kawin.Contoh hewan ini adalah katak hijau (Rana signata), katak pohon
(Rachoporus sp.) dan kodok atau bangkong (bufo sp.)
Urodela
Urodela merupakan kelompok amphibia
yang memiliki ekor saat larva, muda dan dewasa.Tubuhnya berbentuk silinder
memanjang serta memiliki kaki depat yang sama ukurannya dengan kaki
belakang.Beberapa jenis ini hidup di air dan ada yang di darat.Hewan yang
tegolong kelompok ini adalah salamander.
Apoda
Apoda yang disebut juga sesilian
merupakan amphibia tak berkaki.Bentuk tubuhnya seperti cacing tanah atau
belut.Larva sesilian sangat menyerupai sesilian dewasa.Sesilian hidup terutama
bersarang dalam lubang di tanah.
Kelas reptilia
buaya
Reptilia (dalam bahasa latin, reptil
= melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat dari zat tanduk (keratin).Sisik
berfungsi mencegah kekeringan.Ciri lain yang dimiliki oleh sebagian besar
reptil adalah :
- anggota tubuh berjari lima
- bernapas dengan paru-paru
- jantung beruang tiga tau empat
- menggunakan energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya
sehingga tergolong hewan eksoterm
- fertilisasi secara internal
- menghasilkan telur sehingga tergolong ovipar dengan telur
amniotik bercangkang
Reptil hidup hidup di air dan
darat.Reptilia mencakup tiga ordo besar yaitu Chelonia atau Testudines,
Squamata atau Lepidosauria, dan Crocodilia.Chelonia adalah reptilia yang
memiliki cangkang.Cangkang bagian atas disebut karapaks, sedangkan bagian
bawahnya disebut plastron.Cangkang merupakan bagian dari tulang belakang dan
modifikasi tulang rusuk yang berfungsi sebagai pelindung dari
pemangsanya.Chelonia yang hidup di laut adalah penyu hijau (Chelonia mydas) dan
penyu belimbing (Dermochelys coriacea) yang memiliki kaki berbentuk dayung
untuk berenang.Cangkang chelonia lebih tipis dibandingkan Chelonia darat.Contoh
chelonia darat adalah kura-kura paua (Chelodina novaeguineae).Chelonia termasuk
hewan berumur panjang hingga mencapai 200 tahun.
Squamata
adalah reptilia yang umumnya memiliki kulit bersisik.Reptil yang termasuk
golongan ini adalah kadal dan ular.Kadal memiliki sisik yang licin dan
berbentuk membulat.tubuhnya kebanyakan berkaki empat, bertubuh kecil, dan
memiliki ekor.Contoh hewan kadal bertubuh kecil misalnya, kadal kebun (Mabuya
multifasciata), cecak dinding (Cosymbotus paltyurus) dan bunglon kebun
(Bronchocela jubata), hingga kadal yang bertubuh besar seperti biawak komodo
(Varanus komodoensis).
Ular tidak
memiliki kaki dan bertubuh panjang serta memiliki sisik.Tulang rahang ular
bersambungan secara longgar sehingga memungkinkan menelan mangsa yang lebih
daripada tubuhnya.Gigi di mulut ular memiliki fungsi untuk mengunyah, melainkan
untuk memegang mangsanya agar tidak mudah lepas.Ular berbisa memiliki sepasang
gigi berlubang dan tajam untuk menyuntikkan bisa ke mangsanya.Lidahnya dapat
dijulurkan untuk mengipas bau ke arah organ penciumannya.Ular memiliki kepekaan
terhadap getaran yang berperan untuk mencari mangsanya.Ular tertentu memiliki
kepekaan terhadap suhu mangsanya.Sebagian jenis ulat bersifat ovovivipar, yaitu
telur menetas di dalam tubuh induk.Contohnya adalah ular sendok (Naja
sumatrana), ular kobra (Ophiophagus hannah), dan ular sanca (Phyton sp.).
Crocodilia
memiliki sisik tebal dari keratin dan diperkuat dengan lempengan tulang ysng
disebut skuta sebgai pelindung.Sisik rontok satu persatu tidak seperti
ular.Buaya memiliki ekor tebal berotot.Kaki depannya berjari lima, sedangkan
kaki belakang berjari emapat sebagian berselaput untuk berenang.Lubang hidung
terletak di ujung moncongnya yang memungkinkan untuk bernapas saat di dalam
air.jantungnya beruang empat namun memiliki pori di antara bilik kiri dan
kanan.Contoh spesies buaya adalah buaya muara ( Crocodylus porosus ).
Kelas Aves
burung-pipit
Aves atau burung memiliki bulu yang
terbuat dari keratin.Bulu yang membentuk sayap berperan untuk terbang.selain
bulu, ciri-ciri lainnya pada burung adalah :
- berparuh dari bahan keratin
- tidak bergigi
- struktur tulang menyerupai sarang lebah sehingga kerangnya
kuat namun ringan
- memiliki empedal untuk menghacurkan makanan
- lambung berotot besar
- bernapas dengan paru-paru
- jantung beruang empat
- memiliki kantung udara
- indera penglihatan sangat tajam
- fertilisasi terjadi secara internal
- bertelur sehingga tergolong hewan ovipar dengan ciri telur
bercangkang dan kuning telur besar
- mengerami telurnya dan merawat anaknya
Aves hidup di darat.Kelompok ini
dibedakan menjadi dua berdasarkan kemampuan terbangnya, yaitu karinata dan
ratita.
Burung yang tergolong karinata
memiliki taju dada (carina).Taju dada berfungsi menyokong otot dadanya yang
besar.Otot dada memberikan kekuatan terbang.Pada pinguin contohnya pinguin
gentoo (Pygoscelis papua), yang merupakan karinata yang tidak terbang, otot
dadanya digunakan untuk berenang di laut mencari makanan.Hampir 60%
spesies burung karinata tercakup dalam ordo passeriformes atau burung
bertengger.Brung bertengger memiliki jari kaki yang dapat mencengkeram dahan
pohon.Contoh burung ini adalah burng layang-layang besar (Hirundapus giganteus),
burung merpati (Columbia livia), burung pipit (Anthus sp.), burung dara, dan
berbagai burung pengicau.Burung layang-layang adalah burung yang paling cepat
terbangnya yakni terbangnya mencapai 170 km/jam. Ayam (gallus gallus
domesticus) juga tergolong karinata. burung yang tergolong ratita tidak
memiliki taju dada pada tulang dadanya.Otot dadanya juga tidak sebesar burung
karinata.Burung unta (Struthio camelus), kiwi (Apteryx australis), dan emu
(Dromaius novaehollandiae) adalah contoh burung ratita.
Kelas mammalia
kangguru
kelompok mammalia semuanya
menghasilkan susu sebagai makanan anaknya.Susu dihasilkanoleh kelenjar (mammae)
yang terdapat di daerah perut atau dada.Mammalia disebut juga hewan
menyusui karena menyusui anaknya.Selain memiliki kelenjar susu, Mammalia juga
berambut serta memiliki tiga tulang telinga tengah.Ketiga ciri ini tidak
dimiliki oleh vertebrata lainnya.Pada paus dan lumba-lumba, rambut ada pada
tahap tertentu perkembangan embrionya.Rambut mammalia tersusun dari protein
yang disebut keratin.Rambut mammalia berfungsi tertentu, yaitu sebagai insulasi
yang memperlambat pertukaran panas dengan lingkungan, segabai indera peraba
antara lain pada kumis, sebagai pelindung dari gesekan maupun sinar matahari,
sebagai penyamar atau pertahanan untuk melindungi dari mangsa, dan sebagai
penciri kelamin.
Tiga tulang telinga tengah yang
dimiliki mammalia terdiri atas tulang martil, tulang landasan, dan tulang
sanggurdi.Ketiga tulang tengah berperan dalam pendengaran, yaitu meneruskan
getaran suara dari membran timpani (gendang telinga) ke telinga dalam.
Ciri-ciri lain yang dimiliki sebagian besar mammalia adalah :
- geligi dengan berbagai ukuran dan bentuk
- rahang bawah tersusun dari satu tulang
- bernapas dengan paru-paru
- jantung beruang empat
- diafragma di antara rongga perut dan rongga dada untuk
membantu pernapasan
- otak yang lebih berkembang dibandingkan vertebrata lain
- menggunakan energi metabolismenya untuk menjaga suhu tubuh
tetap konstan sehingga digolongkan sebagai hewan endoterm dan homeoterm
- fertilisasi terjadi secara internal atau di dalam tubuh
betina
- melahirkan anaknya sehingga termasuk hewan vivipar
Mammalia hidup diberbagai habitat di
darat dan di perairan.Ada jga mammalia yang hidup di daerah yang cukup ekstrem
misalnya di kutub dan digurun.Beberapa jenis ada yang menyelam untuk mencari
makanan di perairan.Kelompok mammalia tertentu ada yang merupakan hewan
arboreal yang hidup di pohon-pohon dalam hutan.
Meskipun ciri-ciri yang dimilii
hampir sama, namun ada juga mammalia terkecil antara lain untuk spesies dari
kelompok kelelawar kecil, yaitu Craseonycteris thonglongyai yang beratnya hanya
tiga gram.Untuk mammalia yang terbesar adalah paus biru (Balaenoptera musculus)
yang panjangnya dapat mencapai 27 meter dan berat 190 ton.Struktur tubuh
mammalia sesuai dengan cara hidupnya, yaitu ada yang terbang, berenang,
meluncur, berlari, melompat, atau menggali.Mammalia dibagi menjadi tiga
kelompok utama, yaitu Mammalia bertelur (prototheria), mammalia berkantung
(metatheria), dan mammalia berplasenta (eutheria).
PENJELASAN ISTILAH
Aselomata = hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh
Selom= rongga tubuh
Diploblastik = dua lapisan lembaga, lapisan luar dan lapisan
dalam
Ektoderm = lapisan lembaga bagian luar
Endoderm = lapisan lembaga bagian dalam
Gametosit = sel bakal menjadi sel gamet atau sel kelamin
Invertebrata = hewan tidak memiliki tulang belakang
Singami = peleburan dua gamet yang berbeda jenis, ukurannya
sama atau berbeda
Konyugasi = perkawinan dua individu yang belum dapat dibedakan
jenisnya
Mesoderm = lapisan lembaga bagian tengah
Pseudoselomata = rongga tubuh bersifat semu
Vektor = hewan perantara
Vertebrata = hewan yang memiliki tulang belakang
Hermafrodit = hewan yang mempunyai dua organ reproduksi dalam
satu tubuh, tetapi tidak dapat saling membuahi
Partenogensis = terbentuknya individu baru tanpa melalui
peleburan sel kelamin jantan dan betina
Pseudoselomata = hewan yang mempunyai rongga tubuh semu
Tripoblastik = berasal dari tiga lapisan embrional yaitu
ektoderm, mesoderm dan endoderm.
Proglotid = segmen-segmen (ruas)
Skoleks = kepala
Strobila = ruas tubuh
Mirasidium = larva bersilia
Larva onkosfir = zygot muda
jenis-jenis dari hewan vertebrata sndiri apa saja ya?
BalasHapus