Senin, 01 April 2013

Bagian-bagian Bunga

A. Bagian-bagian Bunga
Kelopak bunga (calyx) • Fungsi : melindungi bagian-bagian bunga lainnya sebelum kuncup itu mekar • Terdiri atas beberapa helai daun kelopak (sepalum) • Pada beberapa spesies, di bawah daun kelopak terdapat kelopak tambahan (epicalyx); misalnya pada Kapas (Gossypium acuminatum Roxb), Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinnensis L.) Tajuk/mahkota bunga (corolla) • Fungsi : • membungkus dan melindungi putik dan benang sari selama kuncup bunga belum mekar • menjadi atraktan (daya tarik) bagi serangga penyerbuk, saat bunga mencapai reseptif dan siap melakukan penyerbukan • Terdiri dari beberapa helai daun tajuk (petalum) • Daun kelopak (sepalum) dan daun tajuk (petalum) bersama-sama membentuk perhiasan bunga (perianthium) Benang sari (stamen) • Fungsi : alat perkembangbiakan jantan • Terdiri dari : 1. Tangkai sari (filamentum) 2. Kepala sari (anthera) • Kepala sari mempunyai 2 ruang serbuk sari (theca), dan di dalam ruang ini terdapat serbuk sari (pollen) Putik (pistillum) • Fungsi : alat perkembangbiakan betina • Terdiri dari : 1. Kepala putik (stigma) 2. Tangkai putik (stylus) 3. Bakal buah (ovarium) 4. Bakal biji (ovulum) B. Pembungaan & Pembuahan Proses pembungaan mengandung sejumlah tahap penting, yang semuanya harus berhasil dilangsungkan untuk memperoleh hasil akhir yaitu biji. Proses pembungaan tanaman terutama pada tanaman tahunan adalah sangat kompleks. Secara fisiologis proses pembungaan ini masih sulit dimengerti, hal ini disebabkan kurangnya informasi yangtersedia. Dalam perkembangannya, proses pembungaan ini meliputi beberapa tahap dan semua tahap harus dilalui dengan baik agar dapat menghasilkan panen tinggi (Ashari,1998). Menurut Elisa (2004) tahapan dari pembungaan meliputi : 1.Induksi bunga (evokasi) Adalah tahap pertama dari proses pembungaan, yaitu suatu tahap ketikameristem vegetatif diprogram untuk mulai berubah menjadi meristem reproduktif. Terjadi di dalam sel. Dapat dideteksi secara kimiawi dari peningkatan sintesis asam nukleatdan protein, yang dibutuhkan dalam pembelahan dan diferensiasi sel. 2. Inisiasi bunga Adalah tahap ketika perubahan morfologis menjadi bentuk kuncupreproduktif mulai dapat terdeteksi secara makroskopis untuk pertama kalinya.Transisi dari tunas vegetatif menjadi kuncup reproduktif ini dapatdideteksi dari perubahan bentuk maupun ukuran kuncup, serta proses-proses selanjutnya yang mulai membentuk organ-organ reproduktif. Menurut Ashari (1998) tanaman keras ternyata mempunyai periode inisiasi dan pembungaan yang sangat beragam. Pada umumnya periode antara inisiasi dan pembungaan berkaitan dengan sifat tumbuhnya yang juga dipengaruhi oleh iklim. Kebanyakan tanaman tropis dan subtropis mempunyai periode inisiasi bunga dan antesis yang sangat singkat. 3. Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis (bunga mekar) Ditandai dengan terjadinya diferensiasi bagian-bagian bunga. Pada tahap ini terjadi proses megasporogenesis dan mikrosporogenesisuntuk penyempurnaan dan pematangan organ-organ reproduksi jantan dan betina. 4. Anthesis Merupakan tahap ketika terjadi pemekaran bunga. Biasanya anthesis terjadi bersamaan dengan masaknya organ reproduksijantan dan betina, walaupun dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Ada kalanya organ reproduksi, baik jantan maupun betina, masak sebelum terjadi anthesis, atau bahkan jauh setelah terjadinya anthesis. Bunga-bunga bertipe dichogamy mencapai kemasakan organ reproduktif jantan dan betinanya dalam waktu yang tidak bersamaan. 5. Penyerbukan dan pembuahan Tahap ini memberikan hasil terbentuknya buah muda. 6. Perkembangan buah muda menuju kemasakan buah dan biji Tahap ini diawali dengan pembesaran bakal buah (ovarium), yang diikuti olehperkembangan cadangan makanan (endosperm), dan selanjutnya terjadi perkembangan embryo. Pembesaran buah merupakan efek dari pembelahan dan pembesaran sel, yang meliputi tiga tahap: Tahap pertama : Terjadi peningkatan penebalan pada pericarp oleh adanya pembelahan sel. Tahap kedua : Terjadi pembentukan dan pembesaran vesikel berair (juice vesicle); biasanya terjadi pada buah-buah fleshy Tahap ketiga : Tahap pematangan, biasanya terjadi pengkerutan jaringan dan pengerasan endocarp pada buah-buah dry C. Penyerbukan Penyerbukan atau polinasi adalah transfer serbuk sari/polen ke kepala putik (stigma). Kejadian ini merupakan tahap awal dari proses reproduksi (Ashari,1998). Menurut Elisa (2004) penyerbukan merupakan : - pengangkutan serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anthera) ke putik (pistillum) - peristiwa jatuhnya serbuk sari (pollen) di atas kepala putik (stigma). Bunga merupakan alat reproduksi yang kelak menghasilkan buah dan biji. Di dalam biji ini terdapat calon tumbuhannya (lembaga). Terjadi buah dan biji serta calon tumbuhan baru tersebut karena adanya penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan merupakan jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk golongan tumbuhan berbiji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk tumbuhan berbiji telanjang) (Sutarno dkk,1997). Menurut Ashari (1998) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses polinasi berjalan lancar dengan hasil optimal, antara lain : 1.Sistem penyilangan (breeding system) dan variasi jenis kelamin yang menentukan perlunya penyerbukan silang. 2.Saat penyebaran serbuk sari, reseptimatis stigma induk bunga, seluruh tanaman/ pohon yang dikaitkan dengan aktivitas harian serta musiman vektor penyebuk. 3.Vektor yang berperan dalam penyerbukan. 4.Pengaruh cuaca terhadap sinkronisasi pembungaan, penyebaran serbuk sari, serta aktivitas vektor. Macam penyerbukan di alam Menurut Elisa (2004) penyerbukan dapat dibedakan menjadi : 1.Penyerbukan tertutup (kleistogami) Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama. Dapat disebabkan oleh : • Putik dan serbuk sari masak sebelum terjadinya anthesis (bunga mekar) • Konstruksi bunga menghalangi terjadinya penyerbukan silang (dari luar), misalnya padabunga dengan kelopak besar dan menutup. Contoh : familia Papilionaceae 2.Penyerbukan terbuka (kasmogami) Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda. Hal ini dapat terjadi jika putik dan serbuk sari masak setelah terjadinya anthesis (bunga mekar) Beberapa tipe penyerbukan terbuka yang mungkin terjadi : a. Autogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama b. Geitonogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda, dalam pohon yg sama c. Allogamie (Silang): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg sejenis d.Xenogamie (asing): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg tidak sejenis Beberapa tipe bunga yang memungkinkan terjadinya penyerbukan terbuka : a. Dikogami Putik dan benang sari masak dalam waktu yang tidak bersamaan. •Protandri : benang sari lebih dahulu masak daripada putik •Protogini : putik lebih dahulu masak daripada benang sari b. Herkogami Bunga yang berbentuk sedemikian rupa hingga penyerbukan sendiri tidak dapat terjadi.Misal Panili yang memiliki kepala putik yang tertutup selaput (rostellum). c. Heterostili Bunga memiliki tangkai putik (stylus) dan tangkai sari (filamentum) yg tidak samapanjangnya • tangkai putik pendek (microstylus) dan tangkai sari panjang •tangkai putik panjang (macrostylus) dan tangkai sari pendek Tanaman yang mempunyai nilai strategis yang sangat penting, pada umumnya, tidak mempunyai masalah dalam penyerbukan, misalnya tanaman pangan (Padi,Jagung,Palawija dan kedelai). Pada umumnya tanaman tersebut bersifat self fertile, artinya menghasilkan tepung sari yang subur demikian juga putiknya. Jenis bunga tanaman pangan seperti padi, kedelai da kacang hijau adalah sempurna, yaitu dalam sekuntum bunga terdapat bunga jantan (stamen) dan bunga betina (pistil). Hal tersebut memungkinkan terjadinya penyerbukan sendiri (self pollination). Di sisi lain, sekelompok tanaman yang pada umumnya tanaman buah-buahan tahunan bersifat self infertile. Ketidaksuburan tepung sari maupun ketidaknormalan putik menyebabkan permasalahan dalam proses penyerbukan maupun pembuahannya (Ashari,2004). Pada proses penyerbukan, apabila bunga dalam suatu tanaman memiliki tepung sari yang tidak subur maka bunga tersebut memerlukan tepung sari lain yang subur. Ada juga tanaman yang mempunyai bunga sempurna,namun susunan morfologi bunga tidak memungkinkan terjadinya self pollination, misalnya terpisahnya bunga jantan dan bunga betina (salak dan kurma) atau halangan fisik lainnya Dengan demikian, jenis tanaman tersebut memerlukan polinator baik yang alami seperti angin, serangga, atau hewan mamalia maupun manusia untuk memindahkan tepung sari dari kepala sari ke kepala putiknya Berdasar jumlah daun buah (carpellum) yang membentuknya, bakal buah dibedakan menjadi:  Unilocularis/beruang tunggal : bakal buah terbentuk dari sehelai daun buah (carpellum) dan membentuk sebuah ruangan  Bilocularis/beruang dua : bakal buah terbentuk dari 2 helai daun buah (carpellum) dan membentuk 2 buah ruangan  Trilocularis/beruang tiga : bakal buah terbentuk dari 3 helai daun buah (carpellum) dan membentuk 3 buah ruangan  Multilocularis/beruang banyak : bakal buah terbentuk dari banyak daun buah (carpellum) dan membentuk banyak ruangan Berdasar letak bakal buah pada dasar bunga (receptaculum), bakal buah dibedakan menjadi:  Superus : bakal buah menumpang di atas dasar bunga  Inferus : bakal buah tenggelam di dalam dasar bunga  Semi inferus : bakal buah setengah tenggelam Ruangan dalam bakal buah (ovarium) berisi bakal biji (ovulum). Ovulum tersusun sepanjang papan bakal biji (placenta), dan dihubungkan oleh tangkai tali pusat (funiculus) Bakal biji (ovulum) terdiri dari :  Nucellus : inti bakal biji  Integumentum : lapisan kulit bakal biji  Chalaza : pangkal dari nucellus, tempat melekatnya integumentum  Funiculus : tangkai tempat menggantungnya bakal biji  Hilum/pusat biji : tempat melekatnya ujung funiculus  Micropyle : liang kecil pada bagian ujung integumentum Tipe bakal biji :  Atropus : lurus  Anatropus : terbalik  Campylotropus : melengkung b. Beberapa tipe seks pada bunga Androecium : seluruh alat kelamin jantan yang terdapat pada bunga, yaitu:  benang sari (stamen)  Tepung sari (pollen) : mengandung inti sperma Gynaecium : seluruh alat kelamin betina yang terdapat pada bunga, yaitu:  bakal buah (ovarium)  bakal biji (ovulum) : mengandung sel telur (ovum) Berdasarkan keberadaan alat kelamin, bunga dibedakan menjadi :  bunga jantan (masculus :  ) : hanya punya androecium  bunga betina (femineus : ) : hanya memiliki gynaecium  hermaphroditus ( ) : memiliki keduanya c. Tipe simetri Bidang simetri : bid. vertikal yang membagi bentuk bunga menjadi 2 bagian yang sama & sebangun. 1. Radial simetri (actinomorphus/regularis) : banyak bidang simetri Misal : Lombok (Capsicum annuum L), tembakau (Nicotiana tabaccum L) Tipe simetri (kiri) dan bentuk bunga (kanan) actinomorphus 2. Bilateral simetri (zygomorphus): hanya dapat dibagi oleh bidang simetri dalam satu jurusan Misal : Anggrek (Orchidaceae), kacang-kacangan (Papilionaceae) Tipe simetri (kiri) dan bentuk bunga (kanan) zygomorphus 3. Asimetri (asymmetrus) : tidak mempunyai bidang simetri sama sekali Misal : Cannaceae dan Marantaceae d. Perbungaan (inflorescentia) Perbungaan (inflorescentia) : sekelompok bunga yang serupa dan tersusun menurut cara-cara tertentu pada sebuah pohon bunga Berdasarkan atas urutan mekarnya bunga-bunga, perbungaan dibedakan menjadi : 1. Perbungaan tak terbatas (Inflorescentia racemosa, centripetala) • Tangkai utama (pedunculus) panjang dan ujungnya tidak berbunga • Tangkai utama dalam pertumbuhan memanjang berturut-turut membentuk anak tangkai dari pangkal ke ujung • Jumlah anak tangkai tidak terbatas • Tangkai utama lebih panjang dari anak tangkai • Bunga mekar dari bawah ke atas 2. Perbungaan terbatas (Inflorescentia cymosa, centrifuga) • Ujung tangkai utama (pedunculus) berbunga (tidak dapat tumbuh terus ke atas) • Percabangan anak tangkai tidak berbeda dengan tangkai utama • Jumlah anak tangkai terbatas • Tangkai utama lebih pendek dari anak tangkai • Bunga pada ujung tangkai utama mekar lebih dulu (Bunga mekar dari atas ke bawah) Berdasarkan atas percabangan tangkai utama, perbungaan dibedakan menjadi : 1. Tangkai utama tidak bercabang dan bunga-bunga tidak bertangkai (duduk) • Bulir (spica) • Untai (amentum) • Tongkol (spadix) • Bongkol (capitulum) 2. Tangkai utama tidak bercabang dan bunga-bunganya bertangkai • Tandan (racemus/botrys) • Payung (umbella) 3. Tangkai utama bercabang berulang kali; masing-masing dengan dua cabang samping • Malai (panicula) • Payung majemuk (umbella composita) • Lembing (anthela) 4. Tangkai utama bercabang dan tiap cabang membentuk satu cabang samping; bunga-bunganya bertangkai monochasium • Sekrup (bostryx) • Sinsinus (cincinnus) • Sabit (drepanium) • Kipas (rhipidium)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar